Relasi antara Iran dan Amerika Serikat memanas setelah jenderal top Negeri Para Mullah terbunuh dalam serangan drone di Baghdad, Irak pada Jumat (3/1/2020). Presiden AS Donald Trump mengklaim pembunuhan terhadap Soleimani.
Menurut Trump, Pembunuhan itu sebagai tindakan pencegahan atas rencana Iran yang akan melakukan serangan terhadap AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soleimani merencanakan serangan dalam waktu dekat dan kejam terhadap diploma dan tentara AS, tapi kami menangkapnya saat beraksi dan mengakhirinya," ujar Trump.
Trump menggambarkan sosok Soleimani sebagai orang yang kejam dan menimbulkan kematian orang-orang tidak bersalah. Pembunuhan terhadap Soleimani memperparah hubungan AS-Iran yang memang telah memanas sejak negeri Paman Sam itu menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2018. Penjatuhan sanksi dagang kepada Iran makin memperumit keadaan dua negara.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan serangan udara yang membunuh Qassem Soleimani sebagai tindakan bela diri.
Iran tak berdiam diri atas kematian Qassem Soleimani.
Simak video Iran-Amerika Memanas, Putin Temui Sekutu Terpenting Iran:
Menyusul tewasnya Jenderal Soleimani, genderang perang ditabuh. Bendera merah Iran dikibarkan. Dikutip dari CNN, bendera merah Iran artinya panggilan untuk melakukan pembalasan terhadap kematian Soleimani.
Pertama kali dalam sejarah, bendera merah Iran dikibarkan di Masjid Jamkaran, sebuah tempat ziarah Syiah, di kota suci Iran Qom. Pengibaran bendera merah Iran dilakukan di tengah prosesi pemakaman Sang Jenderal, pada Sabtu (4/1/2020).
Beberapa hari kemudian, Iran menembakkan sejumlah rudal ke pangkalan udara yang menjadi markas tentara Amerika Serikat (AS) di Irak. Iran menegaskan serangan rudal ini merupakan balasan atas serangan drone AS yang menewaskan Mayor Jenderal Qassem Soleimani pekan lalu.
Seperti dilansir AFP, Rabu (8/1), media nasional Iran dalam pernyataannya mengumumkan serangan rudal terhadap target AS di Irak tersebut. Ditegaskan Iran bahwa 'respons yang lebih menghancurkan' akan diberikan jika AS kembali melancarkan serangan.
Pesawat-pesawat tempur milik Amerika Serikat (AS) diklaim terbakar usai Iran menembakkan rudal dengan target pangkalan militer AS di Irak. Informasi ini dikabarkan oleh media Iran Republic News Agency (IRNA), Rabu (8/1). IRNA mengutip informasi dari sejumlah sumber.
Laporan pendahuluan menyebut kebakaran ini terjadi usai Korps Pasukan Revolusi Islam Iran (IRGC) menargetkan pangkalan militer AS di Irak barat. IRGC menyatakan akan memberi keterangan lengkap tentang serangan itu.
Donald Trump sebelumnya menyatakan 'semuanya baik' setelah Iran melancarkan serangan rudal yang menargetkan dua markas tentara AS di Irak. Trump juga menyatakan bahwa penaksiran korban dan kerusakan akibat serangan rudal Iran, masih berlangsung.
"All is well! Rudal-rudal diluncurkan dari Iran terhadap dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak," tulis Trump dalam komentarnya via Twitter, seperti dilansir AFP, Rabu (8/1).
"Penaksiran jumlah korban jiwa dan besarnya kerusakan sedang dilakukan sekarang. Sejauh ini, begitu baik! Kita memiliki militer paling kuat dan paling dipersenjatai di dunia, sejauh ini!" tegas Trump dalam pernyataannya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini