Dikecam karena Ancam Serang Situs Budaya Iran, Trump Tak Peduli

Dikecam karena Ancam Serang Situs Budaya Iran, Trump Tak Peduli

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 06 Jan 2020 13:51 WIB
Donald Trump (AP Photo/ Evan Vucci)
Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan kembali ancaman serangan terhadap situs-situs budaya Iran jika ada serangan terhadap AS. Penegasan disampaikan Trump setelah dia diperingatkan bahwa serangan ke pusat budaya berpotensi mengarah pada kejahatan perang.

Seperti dilansir AFP, Senin (6/1/2020), setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menegaskan bahwa aksi militer AS akan mematuhi hukum internasional, Trump menyatakan dirinya akan menganggap situs budaya sebagai target yang adil jika Iran mengerahkan kekuatan mematikan terhadap target-target AS.

Diketahui bahwa Iran bersumpah akan membalas kematian Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, akibat serangan drone militer AS di Baghdad, Irak, pada Jumat (3/1) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Trump dalam pernyataan kepada wartawan di pesawat kepresidenan AS, Air Force One, menegaskan bahwa target-target pengeboman AS juga termasuk situs-situs warisan budaya Iran. Para pengkritik menyebut serangan itu bisa mengarah pada kejahatan perang di bawah hukum internasional.

"Jika mereka (Iran-red) melakukan apapun, akan ada pembalasan besar," tegas Trump dalam penerbangan menuju Washington DC.

Dalam pernyataan via Twitter pada Sabtu (4/1) waktu setempat, Trump menyatakan ancamannya untuk menyerang 52 situs tak teridentifikasi di Iran, jika negara mayoritas Syiah itu menyerang tentara AS dan kepentingan-kepentingan AS di kawasan Timur Tengah. Pernyataan Trump itu menyebut lokasi-lokasi yang 'penting bagi Iran dan bagi kebudayaan Iran' masuk dalam daftar target serangan.

Ditegaskan Trump dalam pernyataan terbarunya bersikeras meyakini bahwa target serangan bisa mencakup tempat-tempat budaya yang penting di Iran, yang diketahui memiliki banyak situs warisan kuno dan puluhan situs yang masuk daftar warisan budaya UNESCO.

"Mereka (Iran-red) dibiarkan membunuh warga kita. Mereka dibiarkan menyiksa dan melukai warga kita. Mereka dibiarkan menggunakan bom pinggir jalan dan meledakkan warga kita. Dan kita tidak diperbolehkan menyentuh situs budaya mereka? Tidak seperti itu caranya," tegas Trump kepada wartawan.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, dalam komentarnya membandingkan ancaman Trump dengan aksi kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang menghancurkan situs warisan budaya di kawasan Timur Tengah beberapa tahun lalu.

"Menargetkan situs-situs budaya adalah KEJAHATAN PERANG," tegas Zarif via Twitter.


Kecaman juga datang dari politikus top dari Partai Demokrat, yang menyebut Trump akan melanggar protokol internasional jika dia sungguh-sungguh menjalankan ancamannya. "Anda mengancam untuk melakukan kejahatan perang. Kita tidak berperang dengan Iran. Rakyat Amerika tidak ingin berperang dengan Iran," tegas Senator Demokrat, Elizabeth Warren, yang berpotensi menjadi penantang Trump dalam pilpres November 2020.

"Menargetkan warga sipil dan situs-situs budaya adalah hal yang dilakukan teroris. Itu adalah kejahatan perang," timpal Senator Demokrat lainnya, Chris Murphy.

Dalam pernyataan terpisah, Pompeo menegaskan bahwa setiap aksi militer AS akan mematuhi aturan hukum internasional yang berlaku. "Kami akan bertindak sesuai hukum. Kami akan bertindak di dalam sistem. Kami selalu dan akan selalu," tegas Pompeo dalam wawancara dengan ABC Network.

"Rakyat Amerika seharusnya tahu bahwa setiap target yang kita serang adalah target yang sah, dan itu akan menjadi target yang dirancang dengan misi tunggal, demi melindungi dan mempertahankan Amerika," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads