Dilansir AFP, Sabtu (28/12/2019), setidaknya 27 orang telah tewas dalam dua minggu pada saat demonstrasi dengan kekerasan setelah pemerintah nasionalis Hindu, Perdana Menteri Narendra Modi, mempermudah non-Muslim dari Pakistan, Afghanistan, dan Bangladesh untuk di naturalisasi.
Ditambah dengan daftar warga yang diperdebatkan. Hal itu telah memicu kekhawatiran termasuk di Washington dan kantor hak asasi PBB tentang marjinalisasi Muslim yang merupakan 14 persen dari 1,3 miliar penduduk India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan polisi bersenjata melakukan di daerah-daerah di ibu kota Mumbai, tempat para demonstran mendukung dan menentang undang-undang tersebut.
Pemrotes pertama kali Amanda Castellino mengatakan dia telah bergabung dengan demonstrasi "untuk melindungi etos sekuler India". katanya.
"Pada saat ini, kita bisa tetap diam dan bisu selama sisa hidup kita atau berbicara," kata pria berusia 27 tahun itu kepada AFP di sela-sela rapat umum, yang dihadiri sekitar 5.000 orang.
Sejumlah pengunjuk rasa yang sama muncul di sebuah demonstrasi pro-pemerintah saingan di kota itu, memegang bendera dan poster yang mendukung undang-undang baru.
"Kita harus menyambut umat Hindu yang dianiaya kembali ke rumah tanpa batasan," kata Mahindra Shah, seorang pemrotes berusia 82 tahun.
"Mengapa umat Islam perlu datang ke sini ketika Pakistan, Afghanistan dan Bangladesh didominasi Muslim?" lanjutnya.
Berita Dunia: Muslim India Menentang Diskriminasi:
(eva/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini