Dengan berakhirnya musim hujan dan lautan relatif tenang, bertambah banyak warga Rohingya yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengarungi lautan demi mencapai Malaysia atau Indonesia. Otoritas Bangladesh menyatakan telah menghentikan satu atau dua kapal dalam seminggu yang meninggalkan wilayah pantai negeri itu, dan banyak kapal lainnya diyakini berhasil menghindari patroli militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan menyerahkan mereka ke otoritas imigrasi dan polisi untuk diambil tindakan," ujar Zaw Min Tun, juru bicara militer Myanmar seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (18/12/2019).
Tonton juga Aung San Suu Kyi Jalani Sidang di Mahkamah Internasional :
Dia mengatakan bahwa warga Rohingya tersebut berasal dari kamp-kamp pengungsi di Bangladesh dan tengah menuju Malaysia. Sebanyak 7 awak kapal juga ditangkap dalam penyitaan kapal yang terjadi sekitar 217 kilometer lepas pantai Myanmar tersebut.
Diketahui bahwa kehidupan kini makin sulit di kamp-kamp kumuh di Bangladesh yang ditempati warga Rohingya yang mengungsi akibat operasi militer Myanmar. Saat ini nyaris satu juta warga Rohingya berada di kamp-kamp pengungsi tersebut, dengan sekitar 750 ribu orang di antaranya kabur dari operasi militer Myanmar pada tahun 2017.
Rasa frustrasi juga makin meningkat di Bangladesh soal penampungan pengungsi ini, khususnya setelah otoritas Bangladesh gagal memulangkan mereka. Warga Rohingya menolak untuk kembali ke Myanmar hingga keamanan dan hak-hak mereka terjamin.
Pekan lalu di Mahkamah Internasional atau ICJ di Den Haag, Belanda, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi membantah tuduhan genosida terhadap Myanmar. Namun peraih Nobel Perdamaian itu mengakui bahwa militer mungkin telah menggunakan kekerasan berlebihan terhadap warga Rohingya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini