Kuala Lumpur - Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad ditanyai oleh wartawan apakah dirinya pernah bertemu dengan mantan polisi, Azilah Hadri yang menyebut mantan PM
Najib Razak telah memerintahkan pembunuhan model Mongolia, Altantuya Shaariibuu.
"Tun, apakah Anda pernah bertemu Azilah?" tanya seorang wartawan Malaysia dalam sebuah konferensi pers di Putrajaya mengenai seremoni penandatanganan kesepakatan Bandar Malaysia, seperti dilansir media
The Star, Rabu (18/12/2019).
Ditanyai demikian, PM Mahathir hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, sebelum berdiri dari kursinya untuk meninggalkan tempat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaan itu disampaikan wartawan menyusul klaim yang disampaikan pengacara Najib, Muhammad Shafee Abdullah bahwa Azilah telah bertemu sejumlah orang termasuk seorang yang sangat penting atau VVIP (
Very Very Important Person) di luar Penjara Kajang pada Februari lalu.
"Ada informasi yang sangat terpercaya bahwa Azilah bertemu dengan VVIP di luar penjara pada Februari. Saya tak bisa mengatakan siapa dia," tutur Shafee seperti dilansir media
The Star."Seorang VVIP di luar penjara! Bukan di penjara. Ketika dia telah dihukum mati, itu adalah pelanggaran protokol," cetus pengacara Najib itu seraya menambahkan dirinya mencoba mengonfirmasi apakah informasi ini benar atau tidak.
Hal tersebut disampaikan Shafee setelah Azilah telah meminta Pengadilan Federal untuk meninjau kembali putusan bersalah dan vonis matinya pada tahun 2015 atas
pembunuhan Altantuya pada Oktober 2006. Dalam pernyataan tertulis di bawah sumpah atau statutory declaration (SD) yang diajukan bersama permohonan kepada Pengadilan Federal Malaysia untuk mengkaji vonis mati tersebut, Azilah mengatakan bahwa dirinya diperintah oleh Najib menembak mati Altantuya, yang disebut sebagai mata-mata asing yang berbahaya. Azilah mengakui dirinya bertemu dan mendapat perintah itu langsung dari Najib yang saat itu menjabat Wakil PM (DPM).
Pernyataan sepanjang 17 halaman itu ditulis dalam bahasa Melayu dan diajukan oleh pengacara Azilah, J Kuldeep Kumar, pada 17 Oktober lalu sebagai bagian dari permohonan peninjauan kepada Pengadilan Federal Malaysia. Disebutkan Azilah bahwa operasi pembunuhan Alantuya hanya diketahui oleh sekelompok kecil, termasuk ajudan Najib saat itu, Musa Safri dan penasihat khusus Najib, Abdul Razak Baginda, serta seorang polisi lainnya bernama Azhar Umar Sirul sebagai eksekutor lain yang membantu Azilah.
Menurut Azilah, Najib dan Abdul Razak menyebut Altantuya sebagai sosok yang 'pandai bicara dan licik yang akan berbohong bahwa dia hamil'. Disebutkan juga oleh Azilah bahwa Abdul Razak sempat menuturkan bahwa Altantuya tahu informasi detail soal aset keamanan Malaysia, soal hubungan pribadi antara Najib dan Abdul Razak dengan Altantuya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini