Polisi Malaysia yang Sebut Najib Perintahkan Bunuh Model Pernah Ditemui VVIP

Polisi Malaysia yang Sebut Najib Perintahkan Bunuh Model Pernah Ditemui VVIP

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 18 Des 2019 10:57 WIB
Mantan PM Malaysia Najib Razak (Foto: ABC Australia)
Kuala Lumpur - Seorang mantan polisi Malaysia, Azilah Hadri menyebut mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak telah memerintahkan pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu. Pengacara Najib, Muhammad Shafee Abdullah menyebut bahwa ini merupakan bagian dari upaya pembunuhan politik terhadap Najib.

Kepada para wartawan di Pengadilan Federal, Shafee mengatakan bahwa orang yang sangat penting atau VVIP (Very Very Important Person) telah bertemu dengan Azilah yang ditahan di Penjara Kajang, pada Februari 2019 lalu.

"Ada informasi yang sangat terpercaya bahwa Azila bertemu dengan VVIP di luar penjara pada Februari. Saya tak bisa mengatakan siapa dia," tutur Shafee seperti dilansir media The Star, Rabu (18/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Seorang VVIP di luar penjara! Bukan di penjara. Ketika dia (Azilah) telah dihukum mati, itu adalah pelanggaran protokol," cetus pengacara Najib itu seraya menambahkan dirinya mencoba mengonfirmasi apakah informasi ini benar atau tidak.


Sebelumnya, Azilah telah meminta Pengadilan Federal untuk meninjau kembali putusan bersalah dan vonis matinya pada tahun 2015 atas pembunuhan Altantuya pada Oktober 2006. Dalam pernyataan tertulis di bawah sumpah atau statutory declaration (SD) yang diajukan bersama permohonan kepada Pengadilan Federal Malaysia untuk mengkaji vonis mati tersebut, Azilah mengatakan bahwa dirinya diperintah oleh Najib menembak mati Altantuya yang disebut sebagai mata-mata asing yang berbahaya. Azilah mengakui dirinya bertemu dan mendapat perintah itu langsung dari Najib yang saat itu menjabat Wakil PM (DPM).


Menurut Shafee, permohonan peninjauan kembali kasus Azilah tersebut merupakan "permohonan jahat". Pengacara Najib itu menyebut ada tangan-tangan tersembunyi di balik permohonan itu. Shafee mengatakan bahwa SD Azilah merupakan upaya pembunuhan politik terhadap Najib yang populer di kalangan rakyat Malaysia. Shafee pun berharap polisi akan membuka kembali kasus pembunuhan model ini.

"Saya harap mereka akan menyelidiki ulang kasus ini. Klien saya menginginkan mereka menyelidiki ulang untuk satu tujuan -- kami ingin tahu siapa yang menempatkan Azilah dalam mode sumpah palsu ini," cetus pengacara Najib itu.

"Siapa di belakang sumpah palsu ini? Karena kami pikir dia tidak sendirian," imbuhnya.





Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads