Mahathir Beri Isyarat Terus Jadi PM, Bagaimana Janjinya pada Anwar?

Mahathir Beri Isyarat Terus Jadi PM, Bagaimana Janjinya pada Anwar?

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 15 Des 2019 17:39 WIB
Foto: Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad (Dok. Reuters)
Kuala Lumpur - Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad melempar isyarat bahwa dirinya akan terus menjabat setelah tahun 2020. Sebelumnya, Mahathir pernah berjanji akan memberikan jabatannya itu kepada mantan rival politiknya, Anwar Ibrahim.

Janji itu disampaikan Mahathir saat diwawancarai surat kabar Jepang, The Mainichi, pada Februari 2018. Dalam wawancara itu, Mahathir mengakui dirinya sangat menyadari usianya yang sudah mendekati 100 tahun.

"Saya tidak bisa bertahan sangat lama. Paling tidak, saya bisa bertahan selama dua tahun," ucap Mahathir dalam wawancara dengan The Mainichi, seperti dikutip pada Selasa (8/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam wawancara ini, Mahathir juga membahas soal mantan rival politiknya, Anwar Ibrahim (70), yang saat itu dipenjara atas kasus sodomi. Anwar pernah menjabat Wakil PM Malaysia tahun 1993-1998 di bawah Mahathir. Diungkapkan Mahathir bahwa jika oposisi memenangi pemilu, dirinya ingin menyerahkan jabatan PM Malaysia kepada Anwar setelah Anwar bebas dari penjara.


Hal ini terungkap sebagai salah satu bagian dari kesepakatan Mahathir untuk memimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan. Bunyi kesepakatan itu adalah setelah dua tahun memimpin negara, Mahathir akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar. Masa jabatan seorang PM Malaysia adalah lima tahun.

Mahathir mengulangi janjinya ini pada September lalu. Dia berjanji akan mengumumkan tanggal pengunduran dirinya itu.

"Saya akan mengumumkan (tanggalnya) nanti, tapi saya akan menepati janji saya," tegas Mahathir seperti dilansir media Malaysia, The Star, Sabtu (21/9/2019).


Simak Video "Mahathir Mohammad, Tua-Tua Keladi yang Makin Berprestasi"

[Gambas:Video 20detik]



Anwar Ibrahim yang Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual

Anwar yang divonis 5 tahun penjara telah menjalani masa hukuman sejak tahun 2015. Anwar telah resmi bebas pada Mei 2018 usai mendapatkan pengampunan kerajaan (royal pardon) dari Yang di-Pertuan Agong Sultan Muhammad V.

Namun, baru-baru ini Anwar kembali mendapatkan tuduhan soal kekerasan seksual terhadap seorang pria. Kali ini, diduga korbannya itu mantan asistennya, Muhammed Yusoff Rawther.


Anwar mengatakan dirinya tidak kaget akan level politik kotor yang diarahkan padanya menjelang kongres partainya, Partai Keadilan Rakyat (PKR).

"Ini sudah menjadi budaya di negara ini dan itu menjijikkan. Saya mendengar tentang hal ini bulan lalu, itu bukan hal baru ... dan upaya untuk mencoba dan mempengaruhi atau menyuap ... apapun ... ini adalah politik yang paling buruk dan membutuhkan keuletan tujuan dan keberanian untuk melanjutkan dengan agenda yang lebih besar," kata Anwar kepada para wartawan ketika ditanya apakah dia menduga akan ada lebih banyak serangan seperti ini menjelang atau selama kongres partai.

Pada hari Kamis (12/12), Anwar diinterogasi oleh polisi atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap mantan asisten laki-laki, skandal terbaru yang menghantam kariernya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads