Dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (26/11/2019) Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam sebuah pernyataan memberi penghormatan tinggi kepada para prajurit.
"[...] Para prajurit tentara ini [...] jatuh dalam operasi dan mati untuk Prancis dalam perang melawan terorisme di Sahel," kata Macron dalam sebuah pernyataan.
Keberadaan tentara Prancis di Mali adalah bagian dari operasi antiteror Prancis di Afrika Barat. Para prajurit tersebut masuk ke dalam bagian dari misi antiteror Prancis di Afrika Barat.
Sejak Agustus 2014, Operasi Barkhane anti-pemberontak Prancis telah memiliki sekitar 4.500 tentara dikerahkan di lima negara Afrika Barat: Burkina Faso, Mali, Mauritania, Niger, dan Chad.
Operasi ini membantu dalam perang melawan kelompok-kelompok militan di wilayah Sahel, terutama di Mali.
(jbr/idn)