Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Nasrat Rahimi mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/11/2019), bom tersebut meledak di sebuah kawasan yang berada di dekat Kementerian Dalam Negeri dan sebelah utara bandara Kabul.
Dikatakan Rahimi, semua korban tewas merupakan warga sipil. "Ini informasi awal, detailnya lainnya menyusul," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber di Kementerian Dalam Negeri menyatakan, ledakan itu dipicu oleh seorang pengebom bunuh diri dalam sebuah mobil, yang menargetkan konvoi kendaraan pemerintah di jalan utama.
Saat ini belum ada kelompok atau pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom tersebut. Diketahui bahwa kelompok militan Taliban dan ISIS aktif di Kabul, ibu kota Afghanistan tersebut, yang merupakan salah satu tempat paling mematikan bagi warga sipil di negeri itu.
Ledakan pada Rabu (13/11) ini terjadi sehari setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengumumkan bahwa pemerintahnya akan membebaskan tiga komandan Taliban untuk ditukar dengan sandera-sandera Barat yang diculik Taliban pada tahun 2016.
Seperti dilansir Associated Press, tiga komandan Taliban yang akan dibebaskan terdiri dari dua komandan senior Taliban dan seorang pemimpin kelompok Haqqani. Keputusan ini diumumkan oleh Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.
Dalam pernyataannya, Presiden Ghani menyebut pembebasan ketiga tahanan Taliban itu merupakan keputusan sangat sulit yang harus diambilnya demi kepentingan rakyat Afghanistan. Keputusan ini diharapkan bisa membuka jalan bagi perundingan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Tiga komandan Taliban yang akan dibebaskan itu diidentifikasi sebagai Anas Haqqani, Haji Mali Khan dan Hafiz Rashid. Disebutkan Presiden Ghani bahwa ketiganya akan dibebaskan 'secara bersyarat dalam pertukaran' dengan dua profesor asing yang diculik Taliban.
Tidak disebutkan lebih lanjut soal kapan dan di mana ketiganya akan dibebaskan. Dua profesor yang diculik dan disandera Taliban diidentifikasi sebagai Kevin King asal Amerika Serikat dan Timothy Weekes asal Australia. Keduanya diculik di luar kampus American University of Afghanistan di Kabul pada tahun 2016 lalu.
Ada Insiden Bom Bunuh Diri, Gubernur Sumut Minta Warga Tetap Tenang:
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini