Para demonstran merencanakan lebih banyak aksi protes sepanjang Rabu (13/11) waktu setempat, di berbagai area termasuk distrik bisnis Hong Kong yang menjadi lokasi sebagian besar real estate mahal dan toko-toko mewah, juga di semenanjung Kowloon dan area New Territories.
"Kami hanya ingin mempengaruhi perekonomian Hong Kong agar pemerintah tahu kami serius soal tuntutan kami," tutur seorang mahasiswa bernama Lee (21) yang menghabiskan waktu semalaman untuk merakit bom molotov di City University. "Setiap hari, di mana saja, orang-orang terluka," imbuhnya.
Ratusan demonstran bermasker, yang kebanyakan masih mahasiswa, melemparkan batu dan batu bata -- beberapa dengan ketapel -- dalam bentrokan pada Selasa (12/11) waktu setempat. Situasi kacau berlanjut hingga malam hari yang diwarnai ledakan, kepulan asap, teriakan dan tembakan dari polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Rumah Sakit Hong Kong menyebut sedikitnya 81 orang luka-luka sejak bentrokan pecah pada Senin (11/11) waktu setempat. Dua korban luka di antaranya dilaporkan dalam kondisi serius di rumah sakit. Salah satu korban luka adalah seorang bayi berusia 10 bulan. Tidak diketahui pasti penyebab dan kronologi kejadian hingga bayi itu bisa luka-luka dalam bentrokan.
Sebagian besar sekolah dan universitas di Hong Kong meliburkan aktivitas belajar-mengajar pada Rabu (13/11) waktu setempat, dengan alasan keamanan. Biro Pendidikan setempat mengimbau agar para orangtua tidak mendorong anak-anak mereka untuk tidak ikut dalam 'aktivitas melanggar hukum'.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, pada Selasa (12/11) menyebut demonstran yang berupaya melumpuhkan Hong Kong 'sangat egois'.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini