Para tentara yang melakukan patroli dengan berjalan kaki di pulau Samar, Filipina timur pada Senin (11/11) waktu setempat, diserang dengan bom rakitan dan terlibat pertempuran selama sekitar 30 menit dengan kelompok pemberontak komunis, New People's Army (NPA).
"Mereka menggunakan bom rakitan, yang menyebabkan jumlah korban yang besar," ujar juru bicara militer regional, Kapten Reynaldo Aragones seperti dikutip kantor berita AFP, Selasa (12/11/2019). Dikatakannya, seorang pemberontak juga tewas dalam serangan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Filipina Kembali Perangi Pemberontak Komunis |
NPA yang merupakan sayap bersenjata Partai Komunis Filipina, mulai melancarkan pemberontakannya untuk membentuk negara Maois pada tahun 1969. Menurut militer Filipina, pemberontakan itu telah merenggut sekitar 40 ribu nyawa.
Samar merupakan daerah miskin yang merupakan lahan subur untuk perekrutan oleh 4.000 anggota NPA.
"Ada banyak daerah yang masih di luar jangkauan pemerintah," kata Aragones.
Aragones mengatakan, NPA menewaskan enam tentara dalam serangan serupa di tempat lain di Samar pada April, sementara serangan militer membongkar dan menghancurkan kamp perakitan bom NPA bulan lalu.
Presiden Rodrigo Duterte menghentikan pembicaraan damai dengan Maois pada 2017, menuduh para pemimpin kelompok pemberontak tersebut tidak tertarik untuk berdamai.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini