Serangan ke Masjid Prancis Lukai 2 Orang, Pelakunya Seorang Kakek 84 Tahun

Serangan ke Masjid Prancis Lukai 2 Orang, Pelakunya Seorang Kakek 84 Tahun

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 29 Okt 2019 16:02 WIB
Polisi Prancis melakukan penyelidikan atas kasus penyerangan sebuah masjid (Gaizka Iros/AFP via Getty Images)
Paris - Seorang kakek berusia 84 tahun ditangkap terkait serangan ke sebuah masjid di Prancis. Sedikitnya dua orang mengalami luka-luka dalam serangan yang terjadi di wilayah barat daya Prancis ini.

Seperti dilansir CNN dan AFP, Selasa (29/10/2019), Kepolisian Pyrenees-Atlantique menyebut seorang pria berusaha membakar pintu sebuah masjid di kota Bayonne pada Senin (28/10) waktu setempat. Pria itu menembak dua pria yang mengejutkan dirinya saat sedang melakukan upaya pembakaran itu.


Dua pria yang tertembak itu mengalami luka serius dan kini tengah menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat. Kedua korban luka dilaporkan berusia 74 tahun dan 78 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaku mendekati gedung dengan mobil dan melemparkan sebuah alat pembakar ke pintu samping masjid," sebut Wali Kota Bayonne, Jean-Rena Etchegaray.

"Dua orang keluar, pelaku menembak mereka, mengenai salah satunya di leher dan yang lain di dada dan lengan. Pelaku kemudian kabur," imbuhnya.

Kepolisian setempat mengatakan, pelaku sempat membakar sebuah mobil di luar masjid sebelum melarikan diri. Namun dia berhasil terlacak berkat nomor plat mobilnya. Pelaku ditangkap di rumahnya yang ada di kawasan Les Landes, Bayonne sebelah utara.

Otoritas setempat tidak menyebut identitas pelaku. Namun sumber yang memahami penyelidikan menyebutnya bernama Claude Sinke. Sumber itu mengatakan bahwa pelaku telah mengakui perbuatannya.

Menurut daftar resmi dari Partai Front Nasional, partai sayap kanan jauh di Prancis, Sinke pernah maju menjadi kandidat anggota parlemen regional untuk partai tersebut. Dia disebut menjadi anggota Partai Front Nasional, yang dipimpin politikus anti-imigran Marine Le Pen, hingga tahun 2015 lalu.


Wakil Presiden partai tersebut, Jordan Bardella, menegaskan bahwa kakek itu tidak lagi menjadi bagian dari partainya. "Dia dipecat tahun 2015 setelah pemilu regional di mana dia menjadi salah satu kandidatnya," ujar Bardella.

Dalam tanggapannya, Presiden Emmanuel Macron menyampaikan kecaman untuk serangan yang disebutnya 'mengerikan' itu. "Pikiran saya bersama para korban," ucapnya.

"Republik ini tidak akan pernah mentoleransi kebencian. Semuanya akan dilakukan untuk menghukum pelaku dan melindungi warga muslim di negara ini," tegas Macron.
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads