Seperti dilansir AFP, Senin (14/10/2019), informasi tersebut disampaikan oleh sejumlah sumber kehakiman dan pihak yang memahami penyelidikan kasus ini, mengonfirmasi laporan oleh televisi setempat, RTL.
Lima orang itu ditangkap dalam penggerebekan di tiga lokasi terpisah di kawasan pinggiran Paris bagian utara pada Senin (14/10) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelimanya diyakini terkait dengan Mickael Harpon (45) yang menikam mati empat koleganya di markas Kepolisian Paris pada 3 Oktober lalu. Harpon tewas ditembak usai melakukan penikaman fatal tersebut.
Harpon diketahui merupakan seorang pakar komputer yang bekerja pada Kepolisian Paris. Belakangan terungkap bahwa Harpon yang menjadi mualaf sejak 10 tahun lalu, mulai mengadopsi pandangan radikal.
Salah satu orang yang ditahan polisi Prancis pada Senin (14/10) waktu setempat, sebut seorang sumber, adalah seorang imam masjid yang diketahui kerap memberikan ceramah di sebuah masjid di Gonesse yang didatangi Harpon.
Pekan lalu, Wali Kota Gonesse mengumumkan bahwa asosasi muslim yang mempekerjakan sang imam itu telah memecatnya. Para penyidik dalam penyelidikannya menemukan bahwa Harpon, yang memiliki akses ke data rahasia pada divisi intelijen kepolisian ini, telah berkomunikasi secara erat dengan sang imam dalam beberapa bulan terakhir.
Kasus ini memicu pertanyaan serius soal bagaimana bisa kepolisian gagal menyadari pertanda radikalisasi pada Harpon dalam beberapa tahun terakhir. Terlebih diketahui bahwa Prancis masih dalam kondisi siaga tinggi usai rentetan serangan teror beberapa tahun terakhir.
Para penyidik setempat juga menemukan fakta bahwa Harpon memegang sebuah USB berisi video-video propaganda Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) juga informasi detail soal puluhan polisi Prancis. Ini memicu kekhawatiran bahwa data itu hendak diserahkan kepada militan radikal lainnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini