Seperti dilansir AFP, Kamis (17/10/2019), Front HAM Sipil (CHRF) dalam pernyataannya menyebut pemimpin organisasi mereka, Sham, diserang oleh sekitar 4-5 orang yang bersenjatakan palu di distrik Mong Kok pada Rabu (16/10) malam waktu setempat. CHRF menyebut serangan itu sebagai aksi 'teror politik'.
"Dia (Sham-red) mengalami luka berdarah di kepala dan dibawa ke rumah sakit Kwong Wah," sebut CHRF dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sham dilaporkan masih dalam kondisi sadarkan diri saat paramedis tiba di lokasi kejadian. Foto-foto yang diunggah via online menunjukkan Sham yang memakai kaos warna merah, tergeletak di jalanan di atas genangan darah.
"Tidak sulit untuk mengaitkan insiden ini dengan teror politik yang sedang meluas untuk mengancam dan menghalangi penegakan hak-hak dasar dan hak-hak hukum," imbuh CHRF dalam pernyataannya.
Dalam postingan via Facebook, CHRF menyebut sejumlah orang berusaha menolong Sham, namun para penyerang mengancam mereka dengan pisau.
![]() |
Diketahui bahwa Sham merupakan juru bicara utama dari CHRF, sebuah kelompok yang menyuarakan gerakan antikekerasan dan menggelar serangkaian aksi damai pada awal musim panas ini. CHRF diketahui ikut memprotes rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang mengatur ekstradisi ke China daratan.
Unjuk rasa besar-besaran yang dimulai empat bulan lalu di Hong Kong awalnya bertujuan memprotes RUU ekstradisi, yang kini telah dicabut. Saat ini, unjuk rasa meluas menjadi gerakan menuntut reformasi demokrasi dan meminta polisi bertanggung jawab atas serentetan tindak kekerasan saat menangani demonstran.
Sejumlah aktivis Hong Kong telah diserang oleh massa pro-China beberapa bulan terakhir. Sham sendiri sebelumnya pernah diserang pada Agustus lalu.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini