Bujuk Turki Hentikan Aksi Militer ke Suriah, Trump Kirim Penasihat Keamanan

Bujuk Turki Hentikan Aksi Militer ke Suriah, Trump Kirim Penasihat Keamanan

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 16 Okt 2019 19:57 WIB
Artileri pasukan militer Turki yang disiagakan di dekat perbatasan Suriah (DHA via AP)
Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengirimkan penasihat keamanan nasionalnya ke Turki, sebagai bagian dari delegasi darurat untuk membujuk otoritas Turki menghentikan operasi militer di wilayah Suriah bagian utara. Operasi militer itu memaksa AS menarik pasukannya secara mendadak, pekan lalu.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (16/10/2019), Robert O'Brien, yang baru menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Gedung Putih selama satu bulan, dijadwalkan akan bertemu Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.

Kedatangan O'Brien ini mendahului kunjungan Wakil Presiden AS, Mike Pence, ke Ankara. Pence dilaporkan ingin bertemu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, namun laporan terbaru menyebut Erdogan menolak pertemuan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Diketahui bahwa pemerintahan Trump berupaya mengatasi dampak dari keputusan Erdogan mengerahkan operasi militer terhadap milisi Kurdi di Suriah. Erdogan sebelumnya telah menegaskan bahwa tidak akan ada gencatan senjata dengan milisi Kurdi di Suriah, yang dianggapnya sebagai teroris.

Operasi militer Turki terhadap milisi Kurdi diluncurkan setelah Erdogan berbicara via telepon dengan Trump, pekan lalu. Langkah Turki itu memaksa AS meninggalkan strateginya selama 5 tahun terakhir dan menarik tentaranya dari perbatasan Suriah sebelah utara.

Kini, pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan Iran telah bergerak di wilayah-wilayah yang sebelumnya menjadi area patroli tentara AS.

Di sisi lain, operasi militer Turki dikhawatirkan akan membangkitkan ancaman kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), yang telah diusir oleh operasi koalisi AS yang didukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan milisi Kurdi YPG sebagai pemimpinnya.

Puluhan ribu warga sipil melarikan diri dari wilayah Suriah bagian utara akibat gempuran udara Turki. Hal ini memicu ketidakjelasan terhadap nasib ribuan militan ISIS yang mendekam di penjara-penjara yang dikuasai milisi Kurdi.

Sejumlah politikus Partai Republik menuduh Trump telah meninggalkan 'sekutu setia' merujuk pada SDF dan YPG di Suriah. AS telah mengumumkan paket sanksi untuk menghukum Turki terkait operasi militer itu pada Senin (14/10) waktu setempat. Namun para pengkritik Trump menyebut langkah itu terlalu lemah.

Halaman 2 dari 2
(nvc/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads