"Mereka (AS) menyuruh kami untuk mengumumkan gencatan senjata. Kami tak pernah bisa mengumumkan gencatan senjata," kata Erdogan kepada para wartawan seperti dikutip harian Hurriyet dan dilansir AFP, Rabu (16/10/2019).
Wakil Presiden AS Mike Pence dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan pergi ke Ankara pada Rabu (16/10) ini untuk mendesak Turki menghentikan serangan-serangan militernya terhadap pasukan Kurdi di Suriah. Kantor Pence menyatakan bahwa Wapres AS itu akan "menyampaikan komitmen AS untuk mencapai gencatan senjata segera dan kondisi untuk penyelesaian."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pence akan bertemu Erdogan pada Kamis (17/10) untuk menekankan komitmen Presiden AS Donald Trump untuk menerapkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Turki sampai sebuah resolusi tercapai.
Namun Erdogan menolak hal tersebut. "Mustahil bagi kami untuk mengumumkan gencatan senjata hingga Turki membersihkan organisasi teror itu dari perbatasannya," tegas Erdogan mengacu ke pasukan Kurdi di Suriah.
"Mereka menekan kami untuk menghentikan operasi. Kami punya target yang jelas. Kami tidak khawatir akan sanksi-sanksi," tandas Erdogan.
Dengan didukung para militan Suriah, militer Turki pada Rabu (9/10) waktu setempat telah memulai serangan-serangan udara dan darat terhadap kelompok milisi Kurdi, Kurdish People's Protection Units (YPG) yang didukung Amerika Serikat.
Pemerintah Turki telah sejak lama menentang dukungan AS pada YPG dalam perang melawan kelompok ISIS. Ankara menyebut milisi tersebut sebagai cabang "teroris" dari kelompok pemberontak Kurdi di wilayah Turki, yang selama ini kerap melancarkan serangan.
Erdogan telah bersumpah bahwa operasi militer terhadap pasukan Kurdi di Suriah tersebut "tak akan berhenti".
"Sekarang ada ancaman-ancaman yang datang dari kanan dan kiri, menyuruh kami untuk menghentikan ini," ujar Erdogan. "Kami tak akan mundur," tegasnya seperti dilansir kantor berita AFP,
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini