Dikutip dari AFP, Selasa (15/10/2019), pencari suaka yang bernama Kaster Musakhan dan Murager Alimuly ditahan oleh Komite Keamanan Nasional Kazakhstan (KNB) beberapa hari setelah mempublikasikan video di mana mereka mengaku melintasi perbatasan secara ilegal. Mereka memohon Kazakhstan untuk mengizinkan mereka tetap tinggal setelah mengklaim mereka disiksa di Tiongkok.
Jutaan orang yang sebagian besar merupakan etnik minoritas Muslim diperkirakan akan ditahan di kamp-kamp di wilayah Xinjiang, Cina bagian barat, yang oleh pihak berwenang disebut 'pusat pendidikan vokasi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka telah dibawa masuk dan sedang diinterogasi. Itu adalah prosedur normal karena mereka mengaku secara ilegal melintasi perbatasan. Mereka mungkin akan ditahan hingga diadili," kata sang pengacara, Shynkuat Baizhanov.
Pengacara lain, Lazzat Akhat, mengkonfirmasi penahanan itu tetapi menyebut dirinya tidak diberi akses untuk bertemu kliennya. Pihak KNB pun tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Setidaknya ada 1,5 juta orang Kazakh tinggal di Xinjiang, kelompok Turki terbesar kedua di kawasan itu setelah orang Uighur. Kasus Musakhan dan Alimuly serupa dengan kasus Sayragul Sauytbay, mantan pegawai negeri dan anggota partai komunis Tiongkok yang memasuki Kazakhstan menggunakan dokumen palsu.
Sauytbay bersaksi untuk bekerja di penjara yang berlokasi di pegunungan, tempat 2.500 etnis Kazakh ditahan. Kazakhstan memutuskan tidak mengembalikan Sauytbay ke Cina karena kasusnya menarik perhatian publik dan media asing, namun pihak berwenang juga tidak memberikan suaka padanya.
Sauytbay, yang akhirnya diizinkan mencari suaka bersama keluarganya di Swedia, mengatakan pihak berwenang telah memberitahunya bahwa pemberian suaka akan berisiko membuat marah Cina.
Tonton juga video Evakuasi Pencari Suaka di Kebon Sirih Berujung Ricuh:
(azr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini