FAA Gagal Mengkaji Secara Layak Sistem Anti-Stall Boeing 737 MAX

FAA Gagal Mengkaji Secara Layak Sistem Anti-Stall Boeing 737 MAX

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 11 Okt 2019 16:06 WIB
Puluhan pesawat Boeing 737 MAX yang di-grounded terparkir di Boeing Field di Seattle, Washington (REUTERS/Lindsey Wasson)
Washington DC - Panel regulator keselamatan penerbangan internasional mengkritik keras Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (AS) atau FAA yang dinilai gagal mengkaji secara layak, sistem anti-stall pada Boeing 737 MAX yang kini di-grounded secara global.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (11/10/2019), kritikan itu dilontarkan Joint Authorities Technical Review (JATR), yang pada April lalu ditugaskan oleh FAA untuk memeriksa pengawasan dan persetujuan yang diberikan FAA terhadap sistem anti-stall yang disebut Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS) pada Boeing 737 MAX.

"Tim JATR menemukan bahwa MCAS tidak dievaluasi sebagai fungsi yang lengkap dan terintegrasi dalam dokumen sertifikasi yang diserahkan kepada FAA," demikian bunyi penggalan dokumen setebal 69 halaman berisi temuan dan rekomendasi JATR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kurangnya pengembangan dan evaluasi sistem fungsi secara atas ke bawah yang terpadu serta analisis keselamatannya, dikombinasikan dengan dokumentasi yang luas dan terfragmentasi, membuatnya sulit untuk menaksir apakah telah penyesuaian telah dilakukan sepenuhnya," imbuh dokumen itu.

Laporan ini rencananya akan dirilis pada Jumat (11/10) waktu setempat, tepatnya saat regulator penerbangan seluruh dunia terus memantau perbaikan software (perangkat lunak) dan revisi latihan pilot yang dilakukan Boeing usai terjadi dua tragedi maut terhadap Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302 yang menewaskan total 346 orang.

Dengan perbaikan software itu, Boeing berharap 737 MAX bisa terbang kembali. Diketahui bahwa sejak 737 MAX di-grounded Maret lalu, maskapai-maskapai besar AS termasuk Southwest Airlines Inc dan American Airlines Inc memundurkan jadwal kembali mengudaranya Boeing 737 MAX, paling tidak hingga Januari tahun depan.

Rekomendasi JATR yang didapatkan Reuters sebelum dirilis, menyebut bahwa praktik yang dilakukan FAA sejak lama dalam mendelegasikan tugas sertifikasi 'level tinggi' kepada pihak pabrikan pesawat seperti Boeing membutuhkan reformasi signifikan, demi memastikan pengawasan keselamatan sungguh memadai.

"Tanpa keterlibatan dan pengawasan FAA yang layak, tingkat pendelegasian itu sendiri tidak membahayakan keselamatan," sebut laporan JATR.

"Namun, dalam program B737 MAX, FAA tidak memiliki kewaspadaan yang cukup soal fungsi MCAS, ditambah dengan keterlibatan yang terbatas, berdampak pada ketidakmampuan FAA untuk memberikan penilaian independen terhadap kecukupan aktivitas sertifikasi yang diajukan Boeing terkait MCAS," imbuh laporan itu.


Laporan JATR juga mempertanyakan terbatasnya jumlah staf FAA yang mengawasi tugas sertifikasi terhadap Boeing dan menyebut 'jumlah spesialis FAA yang tidak memadai' saat sertifikasi 737 MAX. Disebutkan juga dalam laporan itu bahwa ada tanda-tanda pegawai Boeing yang menjalankan tugas FAA menghadapi 'tekanan yang tidak semestinya yang mungkin terkait pada prioritas yang saling bertentangan dan lingkungan yang tidak mendukung persyaratan FAA'.

Administrator FAA, Steve Dickson, menyatakan bahwa pihaknya akan memeriksa rekomendasi panel JATR dan mengambil tindakan yang diperlukan menindaklanjuti 'pengkajian independen dan sebenarnya pada sertifikasi Boeing 737 MAX'. Pihak Boeing belum memberikan komentar terhadap laporan JATR ini.

JATR dipimpin oleh Christopher Hart, mantan Kepala Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) dan beranggotakan regulator keselamatan penerbangan global dari AS, Kanada, China, Indonesia, Uni Eropa, Brasil, Australia, Singapura, Uni Emirat Arab dan Jepang.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads