Seperti dilansir AFP, Kamis (10/10/2019), nelayan berusia 20 tahun itu diserang oleh seekor buaya air asin sepanjang 4,9 meter pada Selasa (8/10) malam waktu setempat. Saat itu, si nelayan dan seorang rekannya sedang berlayar untuk kembali ke Pulau Balabac usai seharian mencari ikan.
Baca juga: Tragis! Bocah 10 Tahun Tewas Dimakan Buaya |
Juru bicara kepolisian setempat, Socrates Faltado, menuturkan kepada kepada AFP bahwa warga setempat menemukan jasad nelayan tersebut di rahang buaya keesokan harinya. Warga setempat menggunakan dinamit untuk membunuh buaya raksasa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Awal tahun ini, seekor buaya menewaskan remaja putra berusia 15 tahun dan seorang nelayan di pulau berpenduduk 35 ribu orang tersebut. Tahun lalu, sedikitnya dua orang tewas akibat serangan buaya di sekitar Balabac.
"Kita harus mengatasi akar penyebab insiden ini, yang sebagian disebabkan oleh penghancuran habitat. Buaya-buaya hampir tidak punya tempat untuk bersembunyi, dan tidak ada cukup makanan di habitat mereka," sebut Fabello.
"Ini menjadi perebutan tempat karena manusia tidak mau menyerah," imbuhnya.
Fabello menambahkan bahwa populasi buaya lokal mungkin saja telah bertambah. Gugusan kepulauan Palawan dikenal akan keberagaman flora dan fauna, namun otoritas setempat mengkhawatirkan perkembangan populasi yang tidak terkontrol.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini