Iran Tegaskan Jurnalis Rusia Ditahan terkait Visa, Bukan Spionase

Iran Tegaskan Jurnalis Rusia Ditahan terkait Visa, Bukan Spionase

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 07 Okt 2019 19:22 WIB
Ilustrasi (REUTERS/Dario Pignatelli)
Teheran - Seorang jurnalis asal Rusia ditangkap di Teheran, Iran, pekan lalu. Pemerintah Iran menegaskan bahwa jurnalis asing itu ditahan karena pelanggaran visa, bukan terkait spionase seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (7/10/2019), jurnalis wanita bernama Yulia Yuzik (38) ini ditangkap di sebuah hotel di Teheran pada Kamis (3/10) lalu. Informasi soal penangkapan itu dilaporkan media-media Rusia yang mengutip keterangan mantan suami Yuzik, Boris Voitsekhovskiy, yang juga seorang jurnalis.

Pada saat itu, juru bicara Kedutaan Besar Rusia di Teheran menyebut Yuzik 'dituduh bekerja untuk dinas rahasia Israel'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun dalam pernyataan terbaru pada Senin (7/10) waktu setempat, juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, membantah laporan tersebut. Ditegaskan Rabiei bahwa Yuzik tidak ditahan karena tuduhan spionase.

"Sejauh yang saya ketahui, kasus ini terkait kejahatan wanita tersebut menyangkut visa dan kejahatan lainnya," tutur Rabiei dalam konferensi pers di Teheran.

"Kasus ini tidak berkaitan dengan kontra-spionase," tegasnya. "Kasus ini di bawah pengkajian cepat oleh otoritas Iran," imbuh Rabiei.

Terkait penahanan ini, Kementerian Luar Negeri Rusia telah memanggil Duta Besar Iran di Moskow untuk memberikan klarifikasi dan memastikan hak-hak Yuzik sebagai jurnalis dilindungi.

Yuzik diketahui pernah bekerja untuk sejumlah media, termasuk Newsweek versi Rusia. Dia juga telah menulis dua buku, yang salah satunya berjudul 'Beslan Dictionary' yang didasarkan pada testimoni korban selamat pembantaian sekolah Beslan tahun 2004 yang menewaskan 330 orang, yang sebagian anak-anak.

Kremlin atau Istana Kepresidenan Rusia mengharapkan Yuzik segera dibebaskan. "Kami memandang negatif penahanan jurnalis Rusia dan menganggapnya tidak bisa diterima. Kami harap dalam waktu dekat dia akan dibebaskan dan pihak Rusia akan mendapat penjelasan," ucap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.


Sementara itu, dalam percakapan telepon singkat dengan ibundanya pada Kamis (3/10) lalu, Yuzik menyebut pasukan keamanan mendobrak masuk ke kamar hotelnya dan menahan dirinya atas kecurigaan memiliki hubungan dengan dinas intelijen Israel. Hal ini diungkapkan mantan suami Yuzik.

Ditambahkan suami Yuzik, Voitsekhovkiy, bahwa Yuzik tidak memegang status kewarganegaraan ganda Rusia-Israel dan tidak memiliki visa Israel. Terakhir kali dia berkunjung ke Israel adalah sekitar 15-17 tahun lalu saat meliput kehidupan militer Israel untuk surat kabar Rusia 'Komsomolskaya Pravda'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads