Kementerian Lingkungan Hidup Afsel menyatakan, peti-peti kayu berisi tulang-tulang singa itu awalnya disebut hanya membawa obat dan bahan pembuat perhiasan. Namun, pemeriksaan di bandara menunjukkan hasil yang berbeda.
"Ketika pengiriman itu diperiksa, 12 kotak berisi tulang singa yang terbungkus dalam kertas aluminium dan beratnya 342 kg ditemukan," demikian pernyataan kementerian seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (4/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara kementerian, Albi Modise mengatakan, meski pemerintah membolehkan ekspor tulang singa yang dibesarkan di penangkaran, namun, izin khusus diperlukan ketika melakukan pengiriman. Di Asia, tulang singa dihargai karena nilai medisnya dan untuk membuat perhiasan.
Dikatakan Modise, ketiga orang yang ditangkap tersebut merupakan warga asing -- termasuk dua warga Zimbabwe. Tidak disebutkan kewarganegaraan satu orang lainnya.
Afsel merupakan rumah bagi lebih dari 11 ribu ekor singa, yang 3 ribu ekor di antaranya tinggal di taman-taman nasional di mana perburuan dilarang.
Sebelumnya pada September 2018 lalu, Singapore Airlines -- satu-satunya maskapai yang mengangkut tulang-tulang singa dari Afsel ke Asia -- mengumumkan bahwa pihaknya menghentikan praktik pengiriman tersebut.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini