Seperti dilansir AFP, Rabu (2/10/2019), komentar Trump disampaikan usai Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyatakan akan mencegah atau menunda kehadiran lima mantan dan pejabat aktif Departemen Luar Negeri AS untuk memberikan keterangan di hadapan House of Representatives atau DPR AS.
Diketahui bahwa tiga komisi gabungan pada DPR AS -- Komisi Intelijen, Komisi Urusan Luar Negeri dan Komisi Pengawasan -- tengah menyelidiki dugaan Trump menyalahgunakan kekuasaannya untuk mencari informasi yang merugikan rival politiknya dalam pilpres 2020 mendatang, dari pemerintah Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini dimaksudkan untuk untuk merenggut Kekuatan Rakyat, SUARA mereka, kebebasan mereka, amandemen kedua mereka, agama, militer, tembok perbatasan dan hak yang diberikan Tuhan sebagai warga negara Amerika Serikat!" imbuhnya.
"Witch Hunt terhebat dalam sejarah negara kita!" tegas Trump dalam kicauannya. Witch Hunt merupakan sebutan bagi upaya memburu dan menghukum seseorang atau sekelompok orang yang disalahkan atas sesuatu hal, atau hanya karena mereka memiliki pendapat berbeda.
Pekan lalu, DPR AS meluncurkan penyelidikan pemakzulan secara resmi setelah muncul laporan whistleblower yang menuduh Trump menekan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk melakukan penyelidikan terhadap Joe Biden, calon penantang utama Trump dalam pilpres 2020. Laporan whistleblower itu didukung oleh transkrip percakapan telepon dari Gedung Putih.
Penyelidikan pemakzulan diluncurkan untuk mencari tahu apakah benar Trump berusaha mempengaruhi pemerintahan asing untuk menyerang rival politiknya. Dijadwalkan dalam waktu dekat, lima diplomat AS akan dipanggil ke hadapan DPR AS untuk ditanyai langsung soal isu tersebut. Tidak hanya itu, Menlu Pompeo dan pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, juga dipanggil untuk dicatat keterangan mereka.
Menanggapi hal itu, Menlu Pompeo menyatakan akan mencari cara untuk membatasi apa yang bisa disampaikan oleh lima diplomat AS tersebut. "Saya akan menggunakan seluruh cara semampu saya untuk mencegah dan mengekspose upaya apapun dalam mengintimidasi profesional berdedikasi yang membuat saya bangga," ucapnya.
Namun laporan media-media AS, mantan Utusan Khusus AS untuk Ukraina, Kurt Volker, sepakat untuk ditanyai pada Kamis (3/10) besok dan mantan Duta Besar AS untuk Ukraina, Marie Yovanovitch, akan ditanyai secara tertutup pada 11 Oktober mendatang. Dilaporkan bahwa Volker didesak oleh Giuliani untuk membantu menekan Zelensky, sedangkan Yovanovitch dicopot dari jabatannya awal tahun ini karena menolak desakan itu.
Halaman 2 dari 2