Skandal Trump Tekan Presiden Zelensky, Utusan AS untuk Ukraina Mundur

Skandal Trump Tekan Presiden Zelensky, Utusan AS untuk Ukraina Mundur

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 28 Sep 2019 09:45 WIB
Kurt Volker dalam foto tahun 2018 (AP Photo/Efrem Lukatsky, File)
Washington DC - Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Ukraina, Kurt Volker, mengundurkan diri setelah Kongres AS memanggilnya untuk menjawab sejumlah pertanyaan dalam penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump.

Pengunduran diri Volker dikonfirmasi oleh seorang sumber yang memahami situasi ini seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (28/9/2019). Pengunduran diri ini pertama dilaporkan pada Jumat (27/9) waktu setempat oleh koran kampus di Arizona State University, di mana Volker mengepalai salah satu institutnya.

Mundurnya Volker dari jabatannya terjadi setelah muncul laporan whistleblower menuduh Trump menekan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk melakukan penyelidikan terhadap mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dan putranya, Hunter, yang pernah bekerja di perusahaan pengeboran gas di Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Biden saat ini diketahui menjadi kandidat calon presiden (capres) terkuat untuk Partai Demokrat dan berpotensi menjadi penantang utama Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun 2020 mendatang.

Tindakan Trump menekan Zelensky via telepon pada 25 Juli lalu dinilai tidak pantas dan dianggap masuk ranah pemakzulan, sehingga House of Representatives (HOR) atau DPR AS meluncurkan penyelidikan pemakzulan secara resmi awal pekan ini untuk mencari tahu kebenarannya.

Trump sendiri membantah tuduhan itu. Dia mengakui memang membahas Biden dengan Zelensky namun menyangkal telah menekan Presiden Ukraina itu untuk menyelidiki Biden dan anaknya.


Namun diketahui bahwa salah satu poin dalam laporan whistleblower yang dirilis pada Kamis (26/9) waktu setempat, menyebut bahwa Volker telah bertemu dengan pejabat-pejabat senior Ukraina untuk membahas soal cara 'mengarahkan' tuntutan Trump terhadap Zelensky.

Komisi dalam DPR AS yang bertanggung jawab atas penyelidikan pemakzulan, telah memerintahkan Volker untuk hadir di hadapan mereka pada Kamis (3/10) mendatang untuk menjawab sejumlah pertanyaan.

Dalam surat yang dirilis Jumat (27/9) waktu setempat, DPR AS menyoroti postingan Twitter pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, yang menampilkan screenshot percakapan yang di dalamnya Volker bicara soal dirinya akan menghubungkan Giuliani dengan penasihat top untuk Presiden Zelensky.


Volker merupakan diplomat veteran yang menguasai isu-isu Eropa. Dia pernah ditunjuk menjadi Duta Besar AS untuk NATO di bawah pemerintahan mantan Presiden George W Bush. Namun Volker kemudian meninggalkan tugas diplomatik untuk menjadi konsultan. Tahun 2012, Volker menjabat Direktur Eksekutif Institut McCain di Arizona State University. Institut yang diberi nama mendiang Senator AS John McCain itu fokus pada keamanan nasional.

Pemerintahan Trump menunjuk Volker untuk memimpin implementasi kebijakan AS atas Ukraina pada tahun 2017. Posisi itu dijabat Volker dengan pengaturan yang tidak biasa, yakni secara paruh waktu dan tidak dibayar. Dengan kata lain, Volker berstatus sebagai relawan untuk Departemen Luar Negeri AS dan masih tetap memegang jabatannya di universitas.

Belum ada komentar dari Departemen Luar Negeri AS maupun pemerintah Trump terkait hal ini.

Halaman 2 dari 2
(nvc/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads