"Pasukan Angkatan Laut koalisi (Saudi) mendeteksi sebuah upaya oleh teroris milisi Houthi yang didukung Iran untuk melakukan sebuah aksi agresi dan terorisme di sebelah selatan laut Merah dengan menggunakan sebuah kapal tanpa awak, yang dimodifikasi... yang diluncurkan dari Provinsi Hodeidah," sebut juru bicara koalisi Saudi, Kolonel Turki al-Malki, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, Jumat (20/9/2019).
Al-Malki tidak menyebut lebih lanjut target serangan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum ada konfirmasi dari Houthi terkait hal ini. Kelompok pemberontak yang menguasai wilayah strategis Yaman ini telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan ke ladang minyak Saudi pada 14 September lalu. Otoritas Saudi menolak klaim Hotuhi dan meyakini serangan tidak datang dari wilayah Yaman.
Sebelumnya, pemberontak Houthi yang mengancam akan semakin memperluas serangan ke wilayah Saudi, pernah menargetkan kapal-kapal dekat perairan Yaman, tepatnya dekat perairan Selat Bab al-Mandeb di ujung selatan Laut Merah, salah satu rute pelayaran kapal tanker paling vital di dunia.
Pada Juli 2018, pemberontak Houthi menyerang dua kapal tanker Saudi di Laut Merah. Otoritas Saudi menanggapinya dengan menangguhkan sementara penyaluran minyak melalui perairan tersebut.
Disebutkan Al-Malki bahwa serangan yang digagalkan pada Kamis (19/9) waktu setempat, mewakili ancaman untuk keamanan kawasan dan internasional, serta keselamatan rute maritim dan perdagangan internasional.
Insiden ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) dan Saudi tengah mempertimbangkan respons terhadap serangan ke ladang minyak pada Sabtu (14/9) lalu. Baik AS maupun Saudi menyalahkan Iran sebagai dalang di balik serangan itu. Iran yang mendukung Houthi dalam konflik Yaman ini, menyangkal terlibat.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini