Jutaan orang telah menggelar aksi-aksi demo selama 14 minggu terakhir dalam tantangan terbesar terhadap kekuasaan China sejak diserahkannya Hong Kong dari Inggris pada tahun 1997.
Para pengunjuk rasa kembali turun ke jalan pada hari Minggu (8/9) dan bergerak menuju konsulat AS untuk meminta Kongres AS mengesahkan RUU yang menyatakan dukungan untuk gerakan pro-demokrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Kepala Eksekutif Hong Kong yang pro-Beijing, Carrie Lam mengatakan bahwa setiap perubahan pada hubungan ekonominya dengan Washington akan mengancam "keuntungan bersama".
"Sangat tidak pantas bagi negara mana pun untuk ikut campur dalam urusan Hong Kong," cetusnya kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (10/9/2019).
"Saya berharap tidak ada lagi orang di Hong Kong yang secara aktif mencoba untuk memberi tahu Amerika Serikat agar meloloskan RUU tersebut," cetusnya dalam konferensi pers hari ini.
Lam pun kembali mengecam para demonstran.
"Penghancuran gila yang dilakukan di stasiun MTR menunjukkan bahwa pengunjuk rasa telah bertindak di luar mengekspresikan pandangan mereka tentang RUU ekstradisi dan tuntutan lainnya," tuturnya, menggunakan nama perusahaan yang menjalankan layanan kereta bawah tanah di Hong Kong.
"Kekerasan yang meningkat dan terus menerus tidak dapat menyelesaikan masalah yang kita hadapi di Hong Kong," tandasnya. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini