Seperti dilansir AFP, Senin (2/9/2019), Kepala Angkatan Udara Iran, Brigadir Jenderal Alireza Sabahifard, dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa pesawat tak berawak yang diberi nama 'Kian' itu diproduksi dan telah diuji coba oleh para pakar pasukan pertahanan udara Iran selama setahun terakhir.
Drone baru Iran tersebut, seperti dilansir kantor berita IRNA, memiliki dua model berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Drone ini bisa menjalankan setiap misi drone yang kami percayakan kepadanya... drone ini bisa terbang sejauh lebih dari 1.000 kilometer dan menemukan targetnya dengan presisi," imbuhnya.
Diklaim juga bahwa drone ini bisa membawa amunisi berbeda-beda dan bisa mengudara hingga ketinggian 5 ribu meter.
"Pesawat tak berawak ini mampu mengenai target yang jauh dari perbatasan negara ini dan melakukan pertahanan udara dari wilayah musuh," ucap Sabahifard.
Aksi Iran mengungkapkan drone baru ini dilakukan saat ketegangan masih tinggi dengan Amerika Serikat (AS), setelah tahun lalu Presiden AS Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi ekonomi.
Pada Juni lalu, Iran menembak jatuh sebuah drone militer Global Hawk milik AS dengan sebuah rudal darat-ke-udara. Iran mengklaim rudal militer AS itu melanggar wilayah udaranya. Klaim tersebut telah dibantah oleh AS.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini