Pramugari Cathay Pacific Dipecat karena Postingan Soal Demo Hong Kong

Pramugari Cathay Pacific Dipecat karena Postingan Soal Demo Hong Kong

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 23 Agu 2019 16:53 WIB
Foto: Channel News Asia
Hong Kong - Seorang pramugari maskapai Cathay Pacific dipecat karena postingan Facebook yang membahas krisis politik Hong Kong. Hal ini menambah kekhawatiran soal upaya China dalam 'membersihkan' para pendukung pro-demokrasi di perusahaan-perusahaan besar Hong Kong saat unjuk rasa antipemerintah terus berlanjut.

Seperti dilansir AFP, Jumat (23/8/2019), Cathay Pacific yang berkantor di Hong Kong dituduh tunduk pada tekanan politik dan komersial dari China daratan, dengan memecat sejumlah pegawai dalam beberapa pekan terakhir, karena dukungan mereka pada unjuk rasa antipemerintah.

Awal pekan ini, otoritas penerbangan sipil China memerintahkan Cathay Pacific untuk menghentikan para pendukung pro-demokrasi di antara 27 ribu stafnya untuk menjalankan tugas dari dan ke China, setelah aksi mogok kerja menyelimuti maskapai tersebut sebagai solidaritas untuk unjuk rasa antipemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada Jumat (23/8) ini, seorang pramugari Cathay Pacific bernama Rebecca Sy yang bekerja untuk anak perusahaan Cathay Dragon menuturkan dirinya diberhentikan tanpa alasan jelas. Rebecca Sy yang juga seorang pemimpin serikat pekerja, menyebut dirinya tiba-tiba dibebaskan dari giliran terbang ke China dan secara mendadak diberhentikan keesokan harinya pada 21 Agustus.

Saat ditanya lebih lanjut, pihak manajemen Cathay Pacific hanya menunjukkan postingan Facebook milik Rebecca Sy yang membahas soal situasi politik Hong Kong. Ditegaskan Rebecca Sy bahwa dirinya tidak diberitahu alasan resmi yang mendasari pemberhentiannya.

"Jawaban yang saya dapat adalah 'Saya tidak bisa memberitahu Anda kenapa'. Ini hal yang tidak bisa saya terima," ucap Rebecca Sy sambil berlinangan air mata kepada wartawan setempat. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal konten postingan Facebooknya yang dipermasalahkan oleh Cathay Pacific.


"Ini bukan hanya soal pemberhentian saya. Kita tidak ingin kehilangan Cathay, maskapai lokal Hong Kong dan pesannya soal nilai sejati dari Hong Kong," sebutnya.

"Semua kolega saya ketakutan karena 'teror putih' ini," imbuh Rebecca Sy, merujuk pada tekanan yang diberikan China daratan kepada Hong Kong.

Tekanan yang diberikan otoritas China ini membuat saham Cathay Pacific anjlok dan memicu kekhawatiran di kalangan bisnis Hong Kong. Sejauh ini sudah empat pegawai Cathay Pacific -- termasuk dua pilot -- yang dipecat terkait unjuk rasa antipemerintah.


Dalam pernyataan terbaru, direktur urusan korporasi Cathay Pacific, James Tong, tidak menyinggung soal pemecatan Rebecca Sy. "Beberapa pekan terakhir merupakan masa paling penuh tantangan untuk seluruh pegawai kami," ucapnya.

"Kami merupakan maskapai internasional terkemuka... dan oleh karena itu kami perlu mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku dalam yurisdiksi di mana kami beroperasi," tegas James Tong.

Cathay Pacific menjadi fokus tekanan China setelah beberapa staf maskapai ini kedapatan ikut serta dalam unjuk rasa pro-demokrasi, termasuk juga serikat pekerja yang mewakili para pramugari maskapai itu. Pada 16 Agustus lalu, CEO Cathay Pacific, Rupert Hogg, tiba-tiba mengundurkan diri saat tagar #boycottcathaypacificairline menggema di Twitter.




Tonton Video Polisi Hong Kong Bantah Nyamar Jadi Demonstran:

[Gambas:Video 20detik]

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads