"Mursi berjuang di lantai ruang sidang selama 20 menit. Sayangnya, dari pihak berwenang tidak melakukan intervensi untuk menyelamatkannya," ujar Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi di Istanbul seperti dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (20/6/2019).
"Mursi telah dibunuh, dia tidak meninggal karena sebab alami," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui Erdogan menjalin hubungan yang erat dengan Mursi, presiden sipil terpilih pertama di Mesir. Namun hubungan pemerintah Turki dan Mesir memburuk setelah militer Mesir, yang ketika itu dipimpin oleh Abdel Fattah al-Sisi, menggulingkan Mursi pada tahun 2013. Sisi kemudian menjadi presiden. Erdogan telah mengecam keras pengambilalihan kekuasaan oleh militer di Mesir dan menyebutnya sebagai "kudeta".
Pada Rabu (19/6) waktu setempat, Erdogan mengatakan bahwa dirinya akan menindaklanjuti proses-proses terkait kematian Mursi. "Kami akan melakukan apapun yang diperlukan agar Mesir diadili di pengadilan internasional," cetus Erdogan.
Mursi meninggal dunia pada usia 67 tahun setelah pingsan di balik kerangkeng terdakwa dalam ruang sidang di Kairo. Dia jatuh pingsan ketika disidang dalam kasus dakwaan mata-mata dan tak lama kemudian meninggal dunia.
Mursi dilaporkan jatuh pingsan tidak lama setelah berpidato di pengadilan dalam kasus mata-mata terkait dugaan kontaknya dengan Hamas, yang memiliki hubungan dekat dengan kelompoknya, Ikhwanul Muslimin.
Jaksa penuntut umum Mesir menyatakan, Mursi dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit pada Senin (17/6) pukul 16:50 waktu setempat dan laporan awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda cedera pada tubuhnya.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini