Terungkap dalam pengadilan, Niels Hoegel menyuntik para korbannya dengan obat mematikan yang bisa memicu gagal jantung atau terhentinya peredaran darah. Dia kemudian seolah berperan sebagai pahlawan dengan tampak berjuang untuk menghidupkan kembali mereka.
"Kejahatanmu tak bisa dipahami," ujar hakim Sebastian Buehrmann pada Hoegel seperti dilaporkan Der Spiegel, dilansir Reuters, Kamis (6/6/2019). "Pikiran manusia harus berjuang untuk memahami skala kejahatan seperti ini."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hoegel dalam statemennya di pengadilan pada Rabu kemarin meminta maaf pada keluarga korban dan meminta pengampunan mereka.
Hoegel sebelumnya pernah dituduh melakukan 100 pembunuhan pada tahun 2000-2005. Dia telah mengakui 43 di antaranya, namun membantah sisanya. Juru bicara pengadilan mengatakan, dia kemudian dibebaskan dari 15 dakwaan.
Pada tahun 2015 dia divonis melakukan 2 pembunuhan.
Pengadilan kemudian melarangnya melakukan praktik perawatan seumur hidup. Di bawah hukum Jerman ia bisa dibebaskan setelah 15 tahun, meskipun dalam kasus-kasus ekstrem, hukuman seumur hidup sering ditegakkan sepenuhnya.
(mae/hri)