Seperti dilansir AFP, Selasa (2/4/2019), Armando Vega Gil yang berusia 63 tahun ini merupakan bassist band rock veteran Meksiko bernama Botellita de Jerez. Vega ditemukan tak bernyawa pada Senin (1/4) pagi waktu setempat. Sumber kejaksaan Meksiko mengonfirmasi bahwa Vega ditemukan tewas di dalam rumahnya yang ada di Mexico City.
Kematian Vega ini memicu perdebatan sengit terkait gerakan antikekerasan seksual #MeToo yang bermunculan di Meksiko. Gerakan ini membawa banjir tuduhan kekerasan seksual terhadap wartawan, akademisi, penulis dan banyak pihak lainnya di Meksiko dalam beberapa pekan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mentah-mentah membantah tuduhan ini," tulis Vega via akun Twitternya, sebelum kematiannya.
Musisi yang juga dikenal sebagai penyair dan penulis peraih penghargaan ini menyatakan dirinya khawatir tuduhan kekerasan seksual itu akan mengakhiri kariernya. Vega juga mengaku khawatir dirinya tidak akan bisa membela dirinya di media sosial. "Semua hal yang saya katakan akan digunakan untuk melawan saya," sebutnya.
Disebutkan juga oleh Vega dalam postingannya bahwa dia ingin membebaskan putranya yang baru berusia 8 tahun dari 'dampak tuduhan palsu terhadap saya'.
"Saya harus mengklarifikasi bahwa kematian saya bukanlah pengakuan bersalah. Sebaliknya, ini merupakan deklarasi radikal bahwa saya tidak bersalah," tegasnya.
Vega merupakan salah satu anggota pendiri band rock Botellita de Jerez yang terbentuk sejak tahun 1980-an lalu. Band veteran ini menggabungkan musik rock dengan suara tradisional Meksiko.
Wanita yang menuduh Vega menyebut dirinya diajak berteman sekitar 13 tahun lalu. Saat itu, wanita yang tidak menyebut namanya ini menyebut dirinya masih berusia 13 tahun dan baru meniti karier sebagai musisi muda, sedangkan Vega berusia 50 tahun.
Diklaim oleh wanita itu bahwa Vega mengundangnya datang ke rumahnya dan di sana, Vega melakukan serentetan tindakan seksual yang tak diinginkan. Salah satunya, sebut wanita itu, Vega menyatakan dirinya ingin mengajarinya berciuman. Usai insiden itu, wanita ini langsung memutuskan hubungan dengan Vega.
"Saya yakin saya bukan yang satu-satunya (mengalami kekerasan seksual). Sungguh membuat saya khawatir bahwa orang lain mungkin tidak seberuntung saya dan jatuh ke dalam jebakan busuknya," sebut wanita itu.
Gerakan #MeToo turut menyebar ke Meksiko setelah skandal seks yang menyeret produser Hollywood ternama Harvey Weinstein mencuat tahun 2017. Gerakan ini semakin meluas dalam beberapa pekan terakhir.
Kemampuan seseorang untuk secara anonim melontarkan tuduhan terhadap sosok berpengaruh via media sosial memicu perdebatan. Beberapa pihak menyebut tuduhan palsu berpotensi menghancurkan karier bahkan kehidupan orang lain. Namun pihak lain menyebut para korban memiliki kesempatan kecil untuk bicara soal kisahnya di negara yang dikuasai machismo. Korban seringkali malah dikecam publik dan sistem hukum yang berlaku juga tidak mendukungnya.
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini