Seperti dilansir AFP, Sabtu (23/3/2019), Sydney Aiello (19) merupakan salah satu siswa Marjory Stoneman Douglas saat penembakan brutal terjadi pada 14 Februari 2018 lalu. Penembakan itu dilakukan seorang mantan siswa sekolah tersebut dengan menggunakan senapan semi-otomatis.
Penembakan itu menewaskan sedikitnya 14 siswa dan tiga staf sekolah. Terdapat dua teman baik Aiello di antara korban tewas, yakni Meadow Pollack dan Joaquin Oliver.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, Aiello juga disebut mengalami hal yang disebut 'survivor's guilt' yakni saat seorang korban terus memikirkan soal mengapa mereka masih hidup dan selamat dari peristiwa mengerikan dan bukan orang lain saja yang seharusnya selamat.
Ibunda Aiello, Cara, menuturkan kepada CBS Miami bahwa putrinya mengalami kesulitan dalam kuliahnya. "Karena sekarang ruang kelas membuatnya takut," ucapnya.
Aiello diketahui lulus dari sekolah menengah pada Juli tahun lalu. Gadis yang menggemari yoga ini, ikut berpartisipasi dalam gerakan siswa nasional dalam mencari perubahan hukum yang tegas untuk kebijakan pembatasan senjata api.
Para siswa Marjory Stoneman Douglas menjadi pejuang teguh dalam melawan kekerasan bersenjata di AS, di bawah kampanye 'March for Our Lives'. Mereka melobi aturan hukum untuk pembatasan senjata api dan menggelar sejumlah unjuk rasa serta aksi rally.
Menanggapi kematian tragis Aiello, ayah Meadow, Andrew Pollack, menuturkan kepada Miami Herald bahwa hatinya tertuju pada 'orangtuanya yang malang. "Sungguh mengerikan apa yang terjadi. Meadow dan Sydney berteman sangat lama," sebutnya.
Tonton juga video Gedung Sekolah di Nigeria Ambruk, Ratusan Orang Tertimbun:
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini