Jakarta - 'Kekhalifahan' ISIS dinyatakan kalah total oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung koalisi Amerika Serikat (AS). Lantas bagaimana nasib para WNI di kamp ISIS yang ingin pulang ke tanah air?
Dirangkum
detikcom, Jumat (29/3/2019), Sebagian warga Indonesia yang ditemukan berada di antara ribuan petempur asing ISIS menyatakan ingin kembali ke Indonesia. Di antara mereka terdapat puluhan anak dan perempuan, yang saat ini berada di kamp pengungsi di Al-Hol, Suriah timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka sebelumnya berada di Baghuz, kantong terakhir kelompok ISIS, yang direbut oleh Pasukan Demokratis Suriah, SDF pimpinan suku Kurdi. Salah seorang warga Indonesia, Maryam, menyebut berasal dari Bandung, Jawa Barat. Dia menyatakan "ingin pulang ke Indonesia."
Bersama empat anaknya, Maryam ditemui di Al-Hol pada pekan pertama bulan Maret oleh Afshin Ismaeli, seorang wartawan lepas. "Saya dengan empat anak dan keluar dari Baghuz...kami ingin pulang ke negara asal kami, ke Indonesia," kata Maryam dalam rekaman video yang dibuat Afsin.
Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir menyebut belum ada data pasti mengenai jumlah WNI yang terkait dengan militan ISIS yang berada di Suriah. Sebab ada deteksi WNI masuk secara ilegal ke Suriah.
"Terkait WNI yang diduga terlibat atau ke sana dalam konteks mendukung ISIS tentunya itu sebagian dari mereka pada saat ke sana sudah tidak memiliki dokumen yang resmi, sebagian dari mereka. Oleh karena itu, tentunya kita harus melakukan berbagai tahap, memastikan apakah kita memberikan layanan sebagai WNI. Yang pertama adalah untuk bisa mengetahui, melakukan verifikasi," ujar Arrmanatha (Tata) di kantor Kemlu.
Verifikasi dilakukan untuk memastikan WNI yang diduga terlibat ISIS masih berstatus WNI. Namun verfikasi ini akan melibatkan Polri, BIN dan BNPT.
"Mereka juga akan terlibat dalam proses menentukan verifikasi apakah mereka yang dikatakan, yang dulu terlibat dalam ISIS? apakah mereka WNI atau tidak. Setelah itu baru kita bisa menentukan apa yang kita akan lakukan?" sambung Tata.
Pertempuran sengit selama berbulan-bulan antara SDF yang didukung AS dengan ISIS di Suriah diakhiri dengan deklarasi kemenangan pada Sabtu (23/5) lalu. Juru bicara SDF, Mutefa Bali, dalam pernyataannya menyatakan SDF telah melakukan 'pembersihan total' atas 'kekhalifahan dan 100 persen kekalahan teritorial ISIS'.
Pertempuran itu diwarnai beberapa kali penangguhan untuk memberi kesempatan pada warga sipil yang akan dievakuasi dan petempur yang ingin menyerahkan diri di Baghouz. Menurut SDF, lebih dari 66 ribu orang, kebanyakan warga sipil, telah dievakuasi keluar dari markas terakhir ISIS sejak 9 Januari lalu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini