Dengan ini, Jepang bergabung dengan Amerika Serikat (AS), negara-negara Amerika Latin dan Eropa yang telah mengakui Guaido.
"Negara kami telah menyerukan pemilu lebih awal (di Venezuela)... tapi sayangnya pemilu belum juga digelar," ujar Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, dalam konferensi pers seperti dilansir AFP, Selasa (19/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah otoritas Jepang ini diumumkan saat krisis di Venezuela terus berkepanjangan. Tekanan terhadap Maduro dan militer Venezuela yang mendukung Maduro semakin lama terus meningkat.
Pada Senin (18/2) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mendorong militer Venezuela untuk mendukung Guaido atau 'kehilangan segalanya'. AS telah menyerukan kepada Maduro untuk mengundurkan diri jabatannya dan mendukung Guaido, yang mengecam hasil pemilihan presiden Venezuela tahun lalu sarat kecurangan.
Guaido yang menjabat Ketua Dewan Nasional, semacam parlemen Venezuela, ini menyatakan diri sebagai Presiden interim Venzuela pada Januari lalu. Sejauh ini sudah sekitar 50 negara yang mengakui Guaido sebagai Presiden interim Venezuela.
Saat ini, Guaido dan Maduro tengah berselisih soal bantuan kemanusiaan dari AS untuk rakyat Venezuela. Diketahui bahwa rakyat Venezuela ada di ambang krisis kemanusiaan karena mengalami kekurangan pangan dan obat-obatan yang diperburuk oleh hiperinflasi.
Maduro menolak bantuan AS itu dan mengerahkan pemblokiran di perbatasan. Namun Guaido berencana mengerahkan satu juta relawan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke rakyat Venezuela.
(nvc/dhn)