Seperti dilansir Reuters, Senin (4/2/2019), langkah terkoordinasi dari negara-negara besar di Eropa ini dilakukan setelah berakhirnya batas waktu 8 hari yang ditetapkan Eropa untuk Presiden Nicolas Maduro (56) segera menyatakan digelarnya pemilu baru.
Maduro selama ini dituduh memimpin negaranya secara otoriter dan menghancurkan perekonomian Venezuela. Tuduhan itu dibantah Maduro yang menyebut elit-elite Eropa sengaja mengikuti agenda Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump dengan segera mengakui Guaido sebagai Presiden interim Venezuela. Selain AS, Kanada, Australia dan beberapa negara-negara Amerika Latin juga ikut mengakui Guaido, yang kini berupaya melengserkan Maduro secara paksa agar dirinya bisa membentuk pemerintah transisi dan menggelar pemilu.
Rusia dan China, yang telah mengucurkan investasi dan pinjaman hingga miliaran dolar AS terhadap Venezuela, terang-terangnya mendukung Maduro.
Pekan ini, negara-negara Eropa secara kompak menyatakan dukungan untuk Guaido. "Saya mengakui Ketua Dewan Venezuela, Juan Guaido, sebagai presiden yang bertanggung jawab atas Venezuela," tegas Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat. Sanchez mendorong agar pemilu yang bebas dan adil segera digelar di Venezuela.
Pengakuan Spanyol itu diikuti oleh Inggris, melalui Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt. "Nicolas Maduro tidak mengumumkan digelarnya pemilihan presiden dalam batas waktu 8 hari yang kita tetapkan. Jadi Inggris bersama sekutu-sekutu Eropa lainnya kini mengakui @jguaido sebagai Presiden konsitusional interim hingga pemilu yang kredibel bisa digelar," sebut Hunt via akun Twitter resminya sembari me-mention akun resmi Guaido.
"Penindasan oleh rezim Maduro yang tidak sah, kleptokratis harus diakhirnya," imbuhnya.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan pengakuan untuk Guaido melalui akun Twitter resminya. Otoritas Prancis dalam pernyataannya menyebut Guaido memiliki 'kapasitas dan legitimasi' untuk menggelar pemilihan presiden di Venezuela.
"Rakyat Venezuela memiliki hak untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas dan secara demokratis. Prancis mengakui @jguaido sebagai 'presiden interim' untuk memulai proses pemilu," ujar Macron dalam pernyataannya.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, di sela-sela kunjungannya di Tokyo, Jepang juga menyatakan pengakuan untuk Guaido dan menyerukan digelarnya pemilu dalam waktu dekat di Venezuela. "Hingga kemarin (3/2), tidak ada pemilihan presiden yang diumumkan akan digelar. Oleh karena itu, Guaido menjadi sosok yang kami ajak bicara dan kami mengharapkan dia memulai proses pemilu sesegera mungkin," ucapnya seperti dilansir AFP.
"Dia (Guaido-red) merupakan presiden interim yang sah untuk tugas ini dari sudut pandang Jerman dan dari sudut pandang negara-negara Eropa. Kami harap proses ini bisa dilakukan secepat mungkin dan dengan damai," tegas Merkel.
Pemerintah Belanda, melalui Menteri Luar Negeri Stef Blok, juga menyatakan pengakuan untuk Guaido sebagai Presiden interim Venezuela. "Batasan 8 hari untuk menyerukan pemilu bebas, demokratis dan transparan di Venezuela berakhir hari ini. Kami ingin kebebasan dan demokrasi kembali ke Venezuela segera," tegas Blok via akun Twitter resminya.
Swedia, Austria dan Denmark juga menyampaikan pengakuan terhadap Guaido sebagai pemimpin interim Venezuela pada Senin (4/2) waktu setempat.
(nvc/rna)