Seperti dilansir Reuters, Selasa (12/2/2019), perintah penangkapan itu menunjukkan bahwa operasi otoritas Turki selama 2,5 tahun terakhir terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat upaya kudeta belum juga berakhir.
Gulen sendiri telah berulang kali membantah terlibat dalam upaya kudeta yang menewaskan 250 orang tersebut. Diketahui bahwa sejak tahun 1999, Gulen tinggal mengasingkan diri di Pennsylvania.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor berita Anadolu Agency menyebut operasi yang dilancarkan otoritas Turki pada Selasa (12/2) waktu setempat berkaitan dengan kecurangan dalam ujian satuan kepolisian tahun 2010 untuk para personel yang ingin menjadi Deputi Inspektur. Diduga beberapa personel telah menerima jawaban lebih awal sebelum ujian digelar.
Sejauh ini 124 tersangka telah ditangkap dalam operasi yang diluncurkan oleh kantor jaksa Ankara dan diperluas ke sebanyak 76 provinsi. Tidak diketahui berapa banyak tersangka yang masih mengabdi pada kepolisian setempat.
"Iblis tidak akan melakukan muslihat seperti yang mereka lakukan. Kita akan menghabisi mereka," ucap Menteri Dalam Negeri, Suleyman Soylu, mengomentari operasi besar terhadap para pendukung Gulen itu.
Pemerintah Turki menyebut jaringan Gulen selama beberapa dekade menyusup ke dalam sejumlah institusi termasuk institusi keamanan, kehakiman dan kementerian, dengan terkadang membantu kecurangan dalam ujian-ujian yang digelar. Hal-hal itu, sebut Turki, demi menciptakan 'negara paralel'.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini