Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (11/2/2019), insiden ini terjadi setelah penerbangan dengan nomor NZ289 yang membawa sekitar 270 penumpang ini lepas landas dari Auckland sesaat sebelum tengah malam pada Sabtu (9/2) lalu.
Di tengah penerbangan, sekitar lima jam usai lepas landas, pilot pesawat mengumumkan bahwa pesawat tidak diizinkan mendarat di China dan harus terbang kembali ke titik awal mereka berangkat di Auckland. Pesawat ini kembali tiba di Auckland pada Minggu (10/2) pagi sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan tertegun jika Air NZ membiarkan sebuah pesawat yang penuh penumpang untuk lepas landas tanpa keyakinan pesawat bisa mendarat di Shanghai," ucap Hundman yang berprofesi sebagai asisten profesor pada New York University Shanghai.
Dalam pernyataannya, pihak maskapai Air New Zealand menyatakan pesawat terpaksa terbang kembali ke Auckland karena 'alasan-alasan teknis'.
"Alasan-alasan teknis maksudnya pesawat khusus yang menjalankan penerbangan ini tidak memiliki wewenang regulasi China untuk mendarat di China," demikian pernyataan pihak Air New Zealand.
Setelah pesawat terbang kembali ke Auckland, pihak maskapai mengirimkan pesan kepada para penumpang yang isinya menyatakan penerbangan dijadwalkan ulang dan akan berangkat pada Minggu (10/2) malam waktu setempat.
Kementerian Luar Negeri China dan Otoritas Penerbangan Sipil belum memberikan komentar.
Insiden ini membuat kesal para penumpang yang beberapa di antaranya meluapkan ketidaksenangan mereka via media sosial. Salah satu penumpang memposting foto peta penerbangan di dalam pesawat yang menunjukkan rute penerbangan yang memutar di atas wilayah Papua Nugini.
Maskapai Air New Zealand hanya bisa menyampaikan permohonan maaf kepada para penumpang. "Kami tahu pelanggan sangat kecewa dan frustrasi atas situasi ini dan kami sungguh meminta maaf atas gangguan pada rencana perjalanan mereka," demikian pernyataan pihak maskapai.
(nvc/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini