Para prajurit Filipna itu memerangi gerilyawan Abu Sayyaf di pulau selatan Jolo yang merupakan kubu kelompok itu serta tempat serangan bom ganda pada 27 Januari 2019 yang menewaskan 21 orang dalam misa hari Minggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu adalah baku tembak sengit," kata juru bicara militer Letnan Kolonel Gerry Besana kepada AFP, seperti dilansir, Minggu (3/2/2019).
"Itu berlangsung hampir dua jam," sambung dia.
Kelompok IS disebut mengaku bertanggungjawab atas ledakan di katedral tersebut. Diketahui, Abu Sayyaf memiliki banyak faksi dan afiliasi serta beberapa di antaranya telah berjanji setia kepada IS. Pihak berwenang mengatakan mereka mencurigai sebuah faksi yang terkait dengan Abu Sayyaf melakukan serangan katedral. (knv/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini