Ao mengatakan hal itu Jumat (01/02) setelah militer memastikan bahwa pengebom bunuh diri yang merupakan "pasangan" menyerang gereja dan menyebabkan 22 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka.
"Yang bertanggung jawab (dalam serangan ini) adalah pembom bunuh diri Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ao.
- Gereja Katolik di Filipina selatan dibom, pelaku disebut sebagai 'penjahat tak bertuhan'
- Serangan bom Surabaya: Progam deradikalisasi dinilai gagal, BNPT tak menerima
- Nathan, Evan, dan sejumlah anak dalam teror bom Surabaya
"Tujuan dari pasangan Indonesia ini adalah untuk memberi contoh dan mempengaruhi teroris Filipina untuk melakukan pemboman bunuh diri," tambahnya.
Ia juga mengatakan daerah, "Zamboanga, Davao, Cagayan de Oro merupakan sasaran ideal teroris."

Kepala Kepolisian Provinsi Sulu, yang membawahi Jolo, Pablo Labra mengatakan beberapa saksi mata menunjuk pria dan perempuan yang mereka percaya berada di balik pemboman itu.
Sebelumnya, kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Konsul Jendral Indonesia di Davao, Berlian Napitupulu, saat dihubungi BBC News Indonesia, mengatakan belum mendapatkan informasi tentang pasangan Indonesia yang disebutkan melakukan penyerangan itu.
Berita ini masih akan diperbarui
(ita/ita)