Kasus vaksin kedaluwarsa ini terjadi setelah tahun lalu pemerintahan China berjanji mencegah terulangnya skandal serupa yang memicu kekhawatiran publik.
Seperti dilansir AFP, Jumat (11/1/2019), pemerintah distrik Jinhu dalam pernyataannya menyebut tiga pejabat kesehatan setempat telah dicopot dari jabatannya setelah kasus vaksin kedaluwarsa mencuat awal pekan ini. Kasus vaksin kedaluwarsa ini terjadi di distrik Jinhu yang ada di Provinsi Jiangsu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan televisi nasional CCTV, vaksin polio itu memiliki tanggal kedaluwarsa 11 Desember 2018. Vaksin diketahui baru diberikan kepada anak-anak setempat sekitar sebulan kemudian.
Seorang sumber pemerintahan China yang dikutip CCTV menyebutkan bahwa pemerintah setempat mendapati ada 145 anak yang menerima vaksin polio dalam kurun waktu 11 Desember 2018 hingga 7 Januari. Para pejabat kesehatan setempat menyebut bahwa vaksin yang sudah kedaluwarsa itu memiliki kemanjuran yang sedikit berkurang, namun tidak seharusnya memicu dampak kesehatan yang merugikan.
Situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut orang-orang yang menerima vaksin kedaluwarsa 'kecil kemungkinan akan jatuh sakit sebagai reaksi usai menerima vaksin'. Namun WHO memperingatkan bahwa orang-orang itu mungkin tidak akan memiliki kekebalan yang cukup.
CCTV melaporkan bahwa sejumlah orangtua melaporkan dampak buruk yang dialami anak-anak yang mendapat vaksin kedaluwarsa, seperti muntah-muntah dan terus mengantuk. Tidak diketahui secara jelas apakah dampak itu hanyalah reaksi alergi obat yang tergolong normal.
Selain tiga pejabat kesehatan pada distrik Jinhu yang dicopot, ada lima staf lokal lainnya yang masih diselidiki terkait kasus ini.
Vaksin yang dipakai diketahui dipesan dalam keadaan masih tersegel. Otoritas distrik Jinhu melakukan inspeksi terhadap seluruh departemen yang berkaitan dengan sektor kesehatan. Vaksin polio diketahui diberikan secara gratis oleh pemerintah China untuk anak-anak berusia 2 bulan hingga 4 tahun.
Diketahui bahwa tahun lalu, otoritas China mengumumkan operasi pembersihan nasional untuk industri vaksin setelah terungkap adanya satu produsen vaksin rabies ternama di China yang merekayasa rekam jejaknya. Otoritas China saat itu menegaskan bahwa produk yang terdampak vaksin rabies tidak akan masuk pasaran. Namun kasus itu memicu kemarahan publik yang mengkhawatirkan keamanan pada makanan, obat-obatan dan produk-produk lainnya.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini