Dilansir dari Reuters, Senin (26/11/2018), Trump berjanji untuk tetap menjadi mitra setia Arab Saudi. Trump juga mengatkan belum mengetahui dengan jelas apakah Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengetahui rencana pembunuhan Khashoggi.
Trump meragukan penilaian Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA, yang menyatakan bahwa Putra Mahkota memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Serta mengatakan kepada wartawan bahwa kesimpulan atau hasil yang disampaikan bukan sebuah hasil yang pasti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, CIA disebut memiliki rekaman percakapan telepon yang berisi instruksi Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) 'untuk membungkam Jamal Khashoggi sesegera mungkin'.
Seperti dilaporkan media lokal Turki, Hurriyet Daily News, Jumat (23/11), informasi tersebut diungkapkan oleh kolumnis Hurriyet, Abdulkadir Selvi, dalam laporan terbarunya pada Kamis (22/11) waktu setempat, dengan mengutip sumber-sumber yang memahami isu tersebut.
Disebutkan Selvi dalam laporannya bahwa Direktur CIA Gina Haspel 'mengisyaratkan' dalam kunjungan ke Ankara bulan lalu, soal keberadaan hasil penyadapan panggilan telepon antara MBS dengan adiknya, Pangeran Khalid bin Salman (KBS), yang menjabat sebagai Duta Besar Saudi untuk AS.
Menurut sumber-sumber yang dikutip Selvi, MBS dan adiknya terdengar membahas 'ketidaknyamanan' yang muncul akibat kritikan Khashoggi untuk pemerintah Saudi yang disampaikan terang-terangan di depan publik. Tidak disebut lebih lanjut kapan panggilan telepon itu dilakukan.
"Disebutkan bahwa Putra Mahkota (MBS-red) memberikan instruksi untuk membungkam Jamal Khashoggi sesegera mungkin dan instruksi ini terekam dalam penyadapan CIA," sebut Selvi dalam laporannya.
Simak video 'Beranikah Trump Menjatuhkan Sanksi ke Saudi?':
(dwia/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini