Pengacara untuk International Alliance for Defence of Rights and Freedoms (AIDL), Joseph Breham, mengatakan telah menuntut Mohammed bin Zayed Al Nahyan karena keterlibatan UEA di perang Yaman. Breham, seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (22/11/2018) menyebut Putra Mahkota bertanggung jawab atas peristiwa mematikan di Yaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
85 Ribu Anak-anak Tewas Memilukan
Sebanyak 85 ribu anak-anak di bawah usia 5 tahun meninggal akibat kelaparan atau penyakit sejak perang melanda Yaman pada tahun 2015.
Organisasi kemanusiaan Save the Children menyampaikan angka tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebelumnya PBB telah mengingatkan bahwa hingga 14 juta warga berada di ambang kelaparan di Yaman, yang tengah dilanda peperangan antara pasukan Yaman yang dibantu Arab Saudi dengan para pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran.
"Untuk setiap anak yang tewas akibat bom dan peluru, banyak anak mati kelaparan dan itu sepenuhnya bisa dicegah," ujar Tamer Kirolos, direktur Save the Children's negara Yaman seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (22/11).
Pelabuhan Hodeida, titik masuk bagi sekitar 80 persen impor pangan dan bantuan ke Yaman, sejak tahun lalu telah berada di bawah blokade koalisi Arab Saudi yang mendukung pemerintah Yaman dalam memerangi pemberontak Houthi. Langkah ini sangat memperlambat pengiriman barang-barang bantuan.
Kondisi anak-anak di Yaman. Foto: Reuters |
"Anak-anak yang meninggal dengan cara ini sangat menderita karena fungsi organ-organ vital mereka menurun dan akhirnya berhenti," imbuh Tamer.
Salah satu bocah 10 tahun di Yaman hanya punya berat badan 8 kg. Bahkan bocah bernama Ghazi Saleh itu untuk menangis pun seakan tak punya tenaga.
Ghazi Saleh saat ini tengah dirawat di rumah sakit di kota Taez. Dengan kondisinya yang mengalami malnutrisi akut, bocah tersebut hanya bisa terbaring lemah.
Rumah Sakit Al-Mudhafar, tempat Ghazi dirawat, menangani banyak anak-anak yang menderita kelaparan parah.
Bencana Kemanusiaan Terburuk 1 Abad Terakhir
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley, memberi peringatan bahwa Yaman terancam bencana kemanusiaan terburuk di dunia selama tempo 100 tahun terakhir. Pernyataan itu dia sampaikan saat kunjungannya ke Yaman.
"Kita memerlukan faktor yang paling penting, yaitu kita perlu mengakhiri perang ini. Situasinya gawat dan bantuan kemanusiaan yang ada tidak akan pernah cukup untuk mengatasi semua masalah yang dihadapi dengan dengan total penduduk 29 juta jiwa ini, karena kondisi ekonomi yang tidak mampu menyediakan lapangan kerja, tidak tersedia uang tunai, keterbatasan persediaan pangan," kata David seperti dilansir BBC, Jumat (16/11).
Peringatan pimpinan WFP itu dilandasi data yang menunjukkan jumlah warga yang berada di ambang kelaparan diperkirakan mencapai 12-14 juta jiwa atau hampir 50% dari total penduduk Yaman, negara yang terletak di Jazirah Arab. (bag/fjp)












































Kondisi anak-anak di Yaman. Foto: Reuters