Trump Tegaskan Tak Pertimbangkan Ekstradisi Gulen ke Turki

Trump Tegaskan Tak Pertimbangkan Ekstradisi Gulen ke Turki

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 19 Nov 2018 14:38 WIB
Fethullah Gulen (REUTERS/Greg Savoy/Reuters TV)
Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak sedang mempertimbangkan ekstradisi ulama ternama Turki, Fethullah Gulen, sebagai bagian dari upaya meredakan tekanan untuk Arab Saudi terkait kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

"Tidak, itu tidak sedang dalam pertimbangan," tegas Trump ketika ditanya wartawan soal potensi ekstradisi Gulen yang merupakan musuh bebuyutan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, seperti dilansir Reuters, Senin (19/11/2018).

Diketahui bahwa Gulen sedang diburu Turki terkait tuduhan mendalangi upaya kudeta terhadap Erdogan tahun 2016 lalu. Gulen yang tinggal di Pennsylvania, AS beberapa tahun terakhir, telah berkali-kali membantah tuduhan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan soal pemerintahan Trump mempertimbangkan untuk mengekstradisi Gulen demi membujuk Erdogan meringankan tekanan pada Saudi terkait kasus Khashoggi, disampaikan oleh NBC News pekan lalu. Disebutkan juga bahwa Trump berupaya mempererat hubungan dengan Saudi, terutama melihat peran kuat Saudi dalam menangkal pengaruh Iran di Timur Tengah dan terkait potensi penjualan senjata senilai miliaran dolar AS.


Dalam pernyataan terpisah, Departemen Kehakiman AS juga menyampaikan bantahan atas laporan NBC News. Juru bicara Departemen Kehakiman AS, Nicole Navas Oxman, menegaskan bahwa pihaknya 'tidak sedang terlibat atau menyadari adanya pembahasan' terkait ekstradisi Gulen.

Bantahan semacam ini tergolong tidak biasa datang dari Departemen Kehakiman AS, yang biasanya tidak mengomentari isu-isu soal ekstradisi.

Dalam laporannya, NBC News menyebut pemerintah Trump meminta badan-badan penegak hukum federal untuk memeriksa cara-cara legal untuk mengekstradisi Gulen sebagai upaya membujuk Erdogan agar mengurangi tekanan terhadap pemerintah Saudi terkait pembunuhan Khashoggi. Laporan itu didasarkan atas keterangan pejabat-pejabat AS yang tak disebut namanya.

Menurut pejabat-pejabat itu, pemerintahan Trump memberikan perintah kepada Departemen Kehakiman dan FBI untuk membuka kembali kasus permohonan Turki untuk mengekstradisi Gulen, juga meminta informasi soal status legal Gulen kepada Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.


Dilaporkan NBC News bahwa Gedung Putih secara khusus juga meminta detail soal status kependudukan Gulen di AS, yang diketahui memegang Kartu Hijau dan telah bermukim di Pennsylvania sejak akhir tahun 1990-an.

Diketahui bahwa pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu telah meningkatkan ketegangan antara Saudi dan Turki. Erdogan terang-terangan mencetuskan perintah pembunuhan Khashoggi berasal dari 'level tertinggi' pemerintah Saudi dan terus menekan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.

(nvc/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads