Seperti dilansir AFP, Selasa (9/10/2018), otoritas setempat menyebut ratusan pekerja migran, yang kebanyakan datang dari wilayah Uttar Pradesh dan Bihar, telah meninggalkan wilayah Gujarat usai serangan marak terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Otoritas Gujarat mengatakan, pasukan keamanan tambahan telah dikerahkan, khususnya ke kawasan-kawasan pusat industri yang menjadi tempat tinggal banyak pekerja migran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah mengambil langkah tegas terhadap para pelaku. Hingga Senin (8/10) waktu setempat, kami telah mencatat 54 kasus di delapan distrik wilayah Gujarat dan menangkap 421 orang," imbuhnya.
Menurut laporan media-media lokal, seorang buruh migran yang bekerja di pabrik keramik setempat, telah ditangkap atas pemerkosaan bayi berusia 1 tahun itu, pada 28 September lalu. Bayi itu sempat dirawat di rumah sakit namun kemudian diperbolehkan pulang. Sedangkan identitas buruh migran yang ditangkap tidak disebut lebih lanjut.
Penangkapan itu memicu kemarahan publik, yang kemudian menggelar aksi protes besar-besaran di jalanan setempat yang berujung kekerasan di setidaknya enam distrik setempat. Dalam aksi kekerasan itu, para demonstran menyerang para pekerja migran yang tidak terlibat kasus itu.
Kepala Menteri Gujarat, Vijay Rupani, menyatakan bahwa aksi kekerasan telah mereda dalam 48 jam terakhir. Dia menjanjikan langkah tegas terhadap setiap pihak yang terlibat dalam serangan ke pekerja migran itu.
"Saya meminta warga Gujarat untuk menjaga atmosfer perdamaian dan keselarasan," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Presiden Badan Pekerja Migran Gujarat, Shyam Singh Thakur, membantah kekerasan telah mereda. Ditegaskan Thakur bahwa pihaknya masih menerima ratusan laporan soal aksi kekerasan setiap harinya. (nvc/ita)











































