"Kami menuntut pemerintah meminta maaf kepada rakyat dan segera mengundurkan diri," ujar Hassan al-Aqouli, juru bicara untuk ulama Syiah Moqtada Sadr yang memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan Mei, dilansir dari AFP, Sabtu (8/9/2018).
Pengumuman tersebut merupakan pukulan telak bagi Abadi yang berharap mempertahankan jabatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PM Abadi mempertahankan rekam jejaknya di parlemen, menyebut kekacauan ini sebagai 'sabotase politik' dan menyebut krisis atas layanan publik dieksploitasi untuk tujuan politik. (gbr/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini