Korban dikumpulkan di beberapa kamp pengungsian untuk kemudian dibunuh bersama-sama dengan menggunakan gas. Salah satu kamp pengungsian itu adalah kamp pengungsian Auschwitz.
Dilansir dari Sky News, Jumat (11/5/2018), sebuah surat terakhir dari salah satu korban tewas di Auschwitz, Vilma Grunwald, dirilis ke publik oleh pihak keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ayah, ibu dan kakak laki-laki saya dan saya dikirim ke Auschwitz pada bulan Desember 1943. Sekitar 5.000 narapidana telah tiba sebelum kami, pada bulan September. Kami adalah 5.000 yang kedua," ujar Grunwald dalam suratnya.
Baca juga: 'Nenek Nazi' Dicari Polisi Jerman |
Surat tersebut ditulis antara Maret dan April 1944. Beberapa bulan setelah Grunwald tiba di Auschwitz, dia masuk dalam kelompok yang akan dieksekusi.
"Kami semua berbaris di depan dokter Josef Mengele, yang dijuluki Malaikat Maut, dia akan memilih siapa yang akan hidup atau mati," tulis Grunwald.
"Saudaraku, John, yang empat tahun lebih tua dariku, cacat, dan dia dipilih untuk mati. Dan karena saya kurang dari 12 tahun, saya juga dihukum mati," imbuhnya.
(rna/ita)











































