Dilansir media lokal Rusia, RT, Senin (23/4/2018), tudingan itu pertama disampaikan oleh otoritas pemerintah Inggris melalui artikel analisis media Inggris, The Guardian. Disebutkan The Guardian, ada peningkatan 4.000 persen penyebaran propaganda Rusia melalui berbagai akun media sosial yang diidentifikasi sebagai bot otomatis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah jadi sorotan soal tudingan itu, pemilik akun @Partisangirl yang ternyata seorang wanita asal Suriah angkat bicara. Dia membantah kalau akunnya dikendalikan oleh mesin bot otomatis dan menegaskan dirinya merupakan manusia seutuhnya.
@Partisangirl melalui cuitan Twitter mengungkapkan nama aslinya adalah Maram Susli. Dia juga mengaku bekerja sebagai jurnalis di sebuah media.
"Saya manusia. Saya bukan mesin! Saya mempunyai darah merah. Nama saya Maram Susli dan saya seorang jurnalis. Sejauh inilah #FAKENEWS menimpali saya," tulis @Partisangirl via Twitter.
Cuitan @Partisangirl juga diperkuat oleh kelompok pembocor WikiLeaks. Mereka menyebut @Partisangirl adalah seorang YouTuber asal Suriah yang berdomisili di Australia.
"Pemerintah Inggris telah salah menuduh dua pengguna Twitter sebagai mesin robot Kremlin tanpa memeriksa fakta terlebih dahulu. Kedua pengguna itu sekarang tengah mempertimbangkan untuk menuntut pemerintah Inggris. Salah satunya @Partisangirl adalah seorang YouTuber asal Suriah yang sangat terkenal di Australia," cuitan @WikiLeaks.
Ini bukanlah kali pertama pengguna Twitter dituduh menjadi suruhan pemerintah Rusia untuk menyebarkan propaganda. Sebelumnya ada akun @didgery77332nd yang disebut mendukung pesan-pesan Rusia. Padahal setelah ditelusuri, pemilik akun tersebut adalah seorang penjaga keamanan dari Glasgow, Inggris. (nkn/nvc)