Keluar dari RS, Putri Eks Mata-mata Tolak Bantuan Kedubes Rusia

Keluar dari RS, Putri Eks Mata-mata Tolak Bantuan Kedubes Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 12 Apr 2018 16:17 WIB
Yulia Skripal, putri mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal. Tidak diketahui kapan foto ini diambil. (Facebook/Yulia Skripal)
London - Yulia Skripal, putri eks mata-mata Rusia Sergei Skripal yang diracun, menolak tawaran bantuan dari Kedutaan Besar Rusia di London, Inggris. Yulia telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah sebulan dirawat, sedangkan ayahnya masih menjalani perawatan medis.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (12/4/2018), dalam pernyataan terbaru yang dirilis melalui Kepolisian Inggris pada Rabu (11/4) tengah malam waktu setempat, Yulia menyebut ayahnya masih sakit serius di rumah sakit. Yulia juga menyebut dirinya masih merasakan efek gas saraf level militer Novichok yang digunakan terhadap dirinya dan sang ayah. Yulia dan ayahnya sempat kritis usai terpapar Novichok di Salisbury, Inggris, awal Maret lalu.

"Saya mendapatkan akses ke teman-teman dan keluarga, dan saya menyadari adanya kontak khusus dengan Kedutaan Besar Rusia yang dengan baik hati menawarkan saya bantuan mereka dalam cara apapun yang mereka mampu," tutur Yulia dalam pernyataannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk saat ini saya tidak ingin menggunakan bantuan mereka, tapi, jika saya berubah pikiran, saya tahu bagaimana menghubungi mereka," imbuhnya.


Dilaporkan bahwa Kedubes Rusia di London telah berulang kali meminta akses konsuler ke Yulia Skripal. Tidak hanya itu, Rusia juga menuding otoritas Inggris telah menculik Yulia yang merupakan warganya. Menanggapi pernyataan terbaru dari Yulia, Kedubes Rusia meragukan bahwa komentar itu benar-benar datang dari Yulia. Sejak kondisinya membaik beberapa pekan ini, Yulia selalu merilis pernyataan melalui Kepolisian Inggris.

"Teks itu telah disusun dengan cara khusus untuk mendukung pernyataan resmi dari otoritas Inggris dan pada saat bersamaan berupaya menghilangkan setiap kemungkinan komunikasi Yulia dengan dunia luar -- konsul, jurnalis dan bahkan kerabatnya," demikian pernyataan pihak Kedubes Rusia di London.

"Dokumen itu hanya memperkuat kecurigaan bahwa kita berhadapan dengan praktik pengasingan paksa warga negara Rusia," imbuh pernyataan itu.

Yulia telah diperbolehkan keluar dari rumah sakit di Salisbury pada Senin (9/4) malam. Dari rumah sakit, Yulia dilaporkan dibawa ke sebuah lokasi aman yang dirahasiakan dari publik.


Dalam pernyataan terbarunya, Yulia juga menyatakan dirinya belum cukup kuat untuk diwawancara media. Dia juga menegaskan bahwa sepupunya yang bernama Viktoria yang sempat berbicara kepada media Rusia beberapa waktu lalu, tidak berbicara mewakili dirinya atau ayahnya.

"Saya ingin menekankan bahwa tidak ada yang berbicara atas nama saya, atau atas nama ayah saya, kecuali diri kami sendiri. Saya berterima kasih kepada sepupu saya, Viktoria, untuk kepeduliannya bagi kami, tapi saya meminta agar dia tidak mengunjungi saya atau berusaha menghubungi saya untuk sementara waktu," imbuh Yulia dalam pernyataannya.

Kedubes Rusia di London menyebut pernyataan Yulia itu sungguh mencurigakan. "Sungguh menakjubkan ada kalimat 'tidak ada yang berbicara atas nama saya' dalam pernyataan yang bukannya dibacakan oleh Yulia sendiri di depan kamera, malah dirilis di situs Scotland Yard," sebut Kedubes Rusia merujuk pada Kepolisian Metropolitan London.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads