Cambridge Analytica, Panen Data Facebook dan Menangkan Trump

Cambridge Analytica, Panen Data Facebook dan Menangkan Trump

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Kamis, 22 Mar 2018 10:18 WIB
Ilustrasi Facebook. Foto: Reuters
Jakarta - Raksasa media sosial Facebook tengah didera isu keamanan data. Perusahaan yang dituding mencuri datanya adalah sebuah lembaga survei sekaligus konsultan politik internasional, Cambridge Analytica.

Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg akhirnya mengakui Facebook telah 'membuat kesalahan' dalam melindungi data pengguna. Dia juga mengumumkan serangkaian perubahan dalam media sosial ini akibat skandal Cambridge Analytica.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabarnya data tersebut dikumpulkan oleh seorang akademisi Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan melalui aplikasi survei di Facebook beberapa tahun lalu. Hasil survei kemudian diteruskan ke Cambridge Analytica, yang menggunakannya untuk menargetkan pengguna FB dengan iklan politik selama kampanye Pilpres Amerika Serikat 2016.

Donald Trump adalah klien dari Cambridge Analytica pada Pilpres AS 2016 lalu. Trump pun keluar sebagai juara dan kini menjadi Presiden AS meski menuai kontroversi selama masa kampanye.



Agaknya Zuckerberg tak ingin kecolongan lagi. Sejak munculnya tuduhan ini akhir pekan lalu, perusahaan raksasa medsos ini kehilangan lebih dari Rp 450 triliun dari nilai sahamnya.

"Kami akan belajar dari pengalaman ini untuk mengamankan platform kami lebih lanjut dan membuat komunitas kami lebih aman ke depan," ujar Zuckerberg.

[Gambas:Video 20detik]

Cara Memenangkan Trump dengan 'Big Data'

Cambridge Analytica dalam situs resminya mengungkap bagaimana mereka membantu pemenangan Trump. Mereka menyebut telah menganalisis jutaan poin data.

Salah satu strategi yang digunakan adalah bagaimana mengidentifikasi pemilih yang dapat dibujuk (persuadable voters) dan isu-isu yang para pemilih itu pedulikan. Cambridge Analytica kemudian mengirimkan 'pesan-pesan' yang berdampak pada sikap mereka.

"Dengan bantuan kami, kampanye Anda dapat memakai penargetan cerdas dan teknik pengiriman pesan canggih yang sama. Cambridge Analytica mengerahkan 3 tim yang terintegrasi untuk mendukung kampanye: riset, ilmu pengolahan data, dan pemasaran digital," tulis Cambridge Analytica dalam situsnya.

Mereka juga menegaskan, tim pengolah data mereka sekaliber PhD alias doktor. Para anggota tim juga telah berpengalaman di berbagai pemilihan presiden, kongres, hingga gubernur.

Untuk Pilpres AS yang dimenangkan Trump, Cambridge Analytica membuat polling di 17 negara bagian setiap harinya untuk keperluan riset. Mereka lalu memberikan laporan tiap akhir bulan yang menunjukkan hasil polling ke 1.500 responden dari tiap negara bagian setiap pekan.

Cambridge Analytica membuat 20 model olahan data yang dapat digunakan untuk memprediksi kebiasaan pemilih. Mereka mengklaim pola analisisnya mampu mengidentifikasi pemilih seperti apa yang bakal memilih Trump.

"Setiap kami mensurvei seseorang, kami cocokkan informasi mereka dengan data yang telah ada di database kami. Kami analisis apapun dari riwayat memilih mereka yang dikonversikan ke mobil-mobil yang mereka kendarai, kami mengidentifikasi kebiasaan yang berkolerasi pada keputusan memilih," papar Cambridge Analytica.

Komponen berikutnya adalah pemasaran digital. Cambridge Analytica berkolaborasi dengan puluhan teknologi periklanan untuk pengaruhi pemilih. Sebagai contohnya, kata mereka, jika ada orang yang peduli dengan kesehatan maka mereka akan dialihkan ke situs yang memaparkan program Trump soal kesehatan.

Komponen ini melibatkan sejumlah platform, termasuk media sosial, iklan situ pencarian, dan YouTube. Cambridge Analytica menyebut teknik yang mereka terapkan membuahkan hasil berupa kemenangan luar biasa atas Trump. (bag/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads