Satu Lagi Penghargaan Ditarik dari Suu Kyi karena Rohingya

Satu Lagi Penghargaan Ditarik dari Suu Kyi karena Rohingya

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 08 Mar 2018 14:52 WIB
Aung San Suu Kyi (Foto: Dok. REUTERS/Erik De Castro)
Washington - Satu lagi penghargaan ditarik kembali dari pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi. Kali ini, pihak Museum Memorial Holocaust Amerika Serikat menarik penghargaan yang pernah diberikan kepada ikon demokrasi Myanmar tersebut.

Langkah ini dilakukan karena kegagalan Suu Kyi mengutuk dan menghentikan serangan-serangan militer terhadap warga minoritas muslim Rohingya di negaranya.

Sebelum penarikan penghargaan Elie Wiesel oleh museum di Washington, AS tersebut, sejumlah penghargaan internasional juga telah ditarik kembali dari Suu Kyi karena sikap bungkamnya atas pelanggaran-pelanggaran terhadap Rohingya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dalam surat untuk Suu Kyi, pihak museum menyatakan, Suu Kyi dan partainya National League for Democracy menolak bekerja sama dengan para penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memicu serangan karena kebencian terhadap Rohingya dan tidak memberikan akses bagi para wartawan ke wilayah-wilayah di mana pelanggaran diduga terjadi.

"Dengan sangat menyesal kini kami membatalkan penghargaan itu. Kami tidak mengambil keputusan ini dengan mudah," demikian disampaikan dalam surat untuk Suu Kyi bertanggal 6 Maret, seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (8/3/2018).

Museum Memorial Holocaust Amerika Serikat didedikasikan untuk para korban kejahatan Nazi. Sejauh ini belum ada komentar dari Kedutaan Myanmar di AS mengenai langkah museum tersebut.

PBB dan organisasi-organisasi HAM telah mengumpulkan bukti-bukti pelanggaran yang dilakukan militer Myanmar terhadap warga Rohingya, termasuk pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran rumah. Gelombang kekerasan itu telah menyebabkan hampir 700 ribu warga Rohingya mengungsi ke negara tetangga Bangladesh.



Otoritas Myanmar telah membantah tuduhan pelanggaran tersebut dan menegaskan bahwa pasukan keamanannya melancarkan kampanye sah terhadap para militan yang melakukan serangan terhadap aparat. Penderitaan Rohingya telah memicu kemarahan di seluruh dunia. Banyak pihak yang menyerukan agar hadiah Nobel Perdamaian yang diraih Suu Kyi pada tahun 1991 dicabut karena dia tidak mengecam aksi-aksi militer Myanmar.

Terkait penderitaan Rohingya, sejumlah penghargaan yang pernah diterima Suu Kyi telah dicabut, termasuk penghargaan dari kota Dublin dan Oxford, Inggris. Bulan lalu, tiga peraih Nobel Perdamaian menyerukan Suu Kyi dan militer Myanmar untuk menghentikan genosida terhadap warga Rohingya atau akan menghadapi tuntutan hukum. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads