Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pada DK PBB bahwa sidang terbuka tersebut akan memungkinkan semua pihak untuk "menyampaikan visi mereka, pemahaman mereka akan situasi dan menyampaikan cara-cara untuk keluar dari situasi ini."
"Saya pikir ini perlu mengingat keprihatinan yang kita dengar hari ini," ujar Nebenzia seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (22/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tragedi kemanusiaan yang terjadi di depan mata kita, dan saya pikir kita tak bisa membiarkan hal-hal terus terjadi dengan cara yang mengerikan ini," imbuh Guterres.
Namun Dubes Rusia mengatakan, seruan Guterres untuk menghentikan kekerasan di Ghouta Timur tersebut adalah berat sebelah alias hanya sepihak dan tidak mempertimbangkan posisi pemerintah Suriah.
"Ada teroris-teroris di sana yang diperangi oleh militer Suriah dan para teroris itu menggempur Damaskus," cetus Nebenzia. "Ini situasi yang kompleks dan bukan hanya jalan satu arah," imbuh Dubes Rusia untuk PBB tersebut.
Dikuasai oleh pemberontak sejak tahun 2012, Ghouta Timur merupakan kantong terakhir yang dikuasai oposisi di sekitar Damaskus. Presiden Suriah Bashar al-Assad telah mengerahkan pasukan tambahan sebagai upaya untuk merebut kembali wilayah tersebut.
Awal bulan ini, pasukan pemerintah Suriah melancarkan serangan-serangan udara selama lima hari di Ghouta Timur, yang dilaporkan menewaskan sekitar 250 warga sipil dan melukai ratusan orang lainnya. Kemudian setelah berhari-hari tenang, pemerintah kembali menembakkan roket-roket ke Ghouta Timur pada Minggu (18/2) waktu setempat.
Rekaman video memperlihatkan intensitas serangan militer Suriah sejak hari Minggu (18/2). Helikopter-helikopter militer terbang rendah dan menjatuhkan bom ke sejumlah titik. Serangan pasukan pemerintah pada hari Minggu itu menewaskan tak kurang dari 176 orang, termasuk anak-anak, yang merupakan serangan paling mematikan dalam tiga tahun terakhir.
Serangan pada hari Selasa (20/2) dilaporkan menewaskan lebih dari 60 orang. Menurut warga setempat, militer ikut menjadikan rumah-rumah warga sipil, sekolah dan rumah sakit sebagai sasaran serangan, termasuk enam rumah sakit bawah tanah yang selama ini merawat para korban. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini